Tidak banyak gejolak yang timbul ketika Keith Ellison terpilih sebagai anggota Muslim pertama Kongres Amerika Serikat (AS) bulan lalu. Reaksi keras justru muncul mendekati upacara pelantikan anggota Kongres pada 4 Januari nanti. Sebagian anggota Kongres tidak sepakat dengan permintaan Ellison untuk diambil sumpahnya dengan Al-Qur’an.
Virgil Goode, salah satu anggota Kongres yang menentang permintaan Ellison, mengatakan, keinginan politikus 43 tahun itu tidak sesuai dengan tradisi AS. Karena itu, dia berusaha menggagalkan keinginan Ellison tersebut dengan menggalang dukungan dari anggota-anggota Kongres yang lain. Menurut dia, Ellison tetap harus menjalani upacara pelantikan dan mengikrarkan sumpahnya melalui cara yang sama dengan anggota-anggota Kongres yang lain.
Dalam surat yang ditujukan kepada para konstituennya, Goode menyatakan kekhawatirannya atas pengaruh budaya imigran terhadap nilai-nilai tradisi AS. “Jika kita tidak menerapkan kebijakan imigrasi yang ketat, saya khawatir tradisi AS akan terkikis dengan lebih banyaknya Muslim yang tinggal di negeri ini pada abad mendatang. Karena itu, kita perlu melindungi tradisi yang ada,” papar Goode dalam suratnya.
Sejak terpilih sebagai anggota Kongres AS, Ellison mengatakan bahwa dia akan mengikrarkan sumpah di atas Al-Qur’an. “Nantinya, dalam upacara pelantikan pribadi, saya akan mengucapkan sumpah sambil meletakkan tangan saya di atas kitab suci yang menjadi dasar keyakinan saya, yakni Islam. Perbedaan yang ada di negara kita adalah sesuatu yang agung. Kita harus merengkuh perbedaan itu. Tidak perlu takut,” papar tokoh Demokrat asal Minnesota itu.
Dalam wawancara dengan CNN Kamis lalu (kemarin WIB), Ellison mengkritik upacara pelantikan anggota Kongres yang kurang religius selama ini. Biasanya, anggota Kongres yang disumpah bebas memilih untuk menempatkan tangan mereka di atas Alkitab, Kitab Taurat ataupun Kitab Mormon. “Saya rasa, belum pernah ada upacara pengambilan sumpah yang secara serius memperhatikan teks-teks religius yang tertulis dalam kitab tersebut. Karena itu, marilah kita mulai memusatkan perhatian pada teks-teks religius yang bisa mempersatukan kita,” serunya. [afp/jp/cha/hidayatullah]