TAMIL NADU (Arrahmah.com) — Jenderal Bipin Rawat, istrinya, dan 11 orang lainnya tewas setelah sebuah helikopter militer yang mereka tumpangi jatuh di negara bagian selatan Tamil Nadu, kata Angkatan Udara India (IAF). IAF mengatakan dalam sebuah posting Twitter “kecelakaan tragis” itu terjadi di dekat kota Coonoor pada siang hari (06:30 GMT) pada Rabu (8/12/2021).
Dilansir Al Jazeera, Rawat (63) adalah kepala staf pertahanan pertama India, posisi yang didirikan pemerintah India pada 2019 dan yang dia jabat sejak tahun lalu.
Helikopter Mi-17V5 buatan Rusia sedang dalam perjalanan dari pangkalan angkatan udara ke Sekolah Staf Layanan Pertahanan ketika jatuh. Penyebab kecelakaan itu tidak segera diketahui dan pihak berwenang mengatakan mereka telah membuka penyelidikan.
Angkatan udara mengatakan seorang perwira, Kapten Varun Singh, selamat dan dirawat di rumah sakit militer.
Dilaporkan dari New Delhi, Elizabeth Puranam dari Al Jazeera mengatakan perjalanan ke Sekolah Staf Layanan Pertahanan “tidak seharusnya menjadi perjalanan yang sangat panjang tetapi ini adalah wilayah yang sangat bergunung-gunung, dengan banyak hutan”.
Video yang disiarkan di saluran berita India menunjukkan helikopter terbakar di daerah hutan lebat dekat kampus ketika penduduk setempat mencoba memadamkan api dan mengeluarkan mayat dari reruntuhan.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa Rawat adalah “prajurit yang luar biasa” dan “patriot sejati” yang berkontribusi besar dalam memodernisasi angkatan bersenjata dan aparat keamanan negara. “Wawasan dan perspektifnya tentang hal-hal strategis sangat luar biasa. Kepergiannya membuat saya sangat sedih,” kata Modi.
Menteri Pertahanan Rajnath Singh mengatakan Rawat “melayani negara dengan keberanian dan ketekunan yang luar biasa”. Panglima Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Qamar Javed Bajwa, menyatakan belasungkawa atas “kematian tragis” Rawat dan istrinya, kata pemerintahnya dalam sebuah tweet.
Rawat berasal dari keluarga militer, dengan beberapa generasi bertugas di angkatan bersenjata India. Jenderal yang berkarir di militer selama empat dekade, telah memimpin pasukan India bertempur di Kashmir.
Pada tahun 2017, ia memberikan medali keberanian kepada seorang perwira militer yang telah mengikat seorang Muslim Kashmir di bagian depan kendaraannya untuk dijadikan perisai manusia ketika bertempur melawan pengunjuk rasa.
Rawat mengatakan tindakan perwira itu dalam aturan karena tentara menghadapi “perang kotor” di wilayah yang disengketakan dan harus berjuang menggunakan cara “inovatif”.
Januari 2020, dia pun sempat menyerukan hal kontroversial yang menyuruh agar anak-anak di Kashmir dimasukan kamp deradikalisasi untuk mencegah benih-benih perlawanan.
Bulan lalu, dia memicu kontroversi lain dengan mengatakan di televisi bahwa penduduk Kashmir menawarkan untuk “menggantung teroris sendiri” dan itu adalah “pertanda yang sangat positif”. Kashmir dibagi antara India dan Pakistan, dan keduanya mengklaim seluruh wilayah Himalaya. (hanoum/arrahmah.com)