PALESTINA (Arrahmah.com) — Asisten suara Apple Siri terdengar bingung, ketika seorang pengguna TikTok menanyakan waktu di Palestina. Pengguna yang bertanya itu memiliki nama identitas @mindfultraveller, yang mempunyai lebih dari 40 ribu pengikut.
“Saya tidak tahu jam berapa sekarang,” jawab Siri ketika si pemilik akun menanyakan waktu di Palestina. Namun ketika ditanyakan kepada Siri waktu di Israel, asisten suara Apple menjawab, “Di Yerusalem, Israel, sekarang pukul 13.20,”
Dalam video lanjutan, pengguna mencantumkan salah satu komentar yang memintanya untuk bertanya kota di Tepi Barat. Lagi-lagi pengguna TikTok itu menghadapi masalah yang sama.
Bertekad untuk mengekspos bias Apple terhadap Palestina, dia meminta Siri untuk menyebut waktu real-time di kota-kota Palestina, seperti Ramallah dan Hebron, lansir Middle East Monitor (3/12/2021).
“Maaf, saya tidak tahu jam berapa sekarang di Ramallah,” kata Siri. Respon yang sama juga berlaku saat user bertanya soal waktu di Hebron.
Mayanoraa mengatakan bahwa dia memperhatikan masalah ini ketika dia membaca tentang spyware Pegasus dan larangan media sosial bagi warga Palestina selama gerakan Sheikh Jarrah.
“Saya masih bertanya-tanya bagaimana algoritma bekerja dan mengapa Siri tidak mengenali zona waktu Palestina ketika ponsel Android bisa melakukannya,” katanya.
Warganet yang marah dalam komentar menyerukan untuk memboikot Apple karena berpihak pada Israel, yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan secara ilegal menduduki tanah Palestina.
“Saya baru saja mencoba ini dan mendapatkan hasil yang sama,” kata salah satu pengguna TikTok di komentar.
“Ya Tuhan, ini mengerikan. Saya baru saja mencobanya dengan Siri saya dan tidak dapat memberi tahu saya waktu atau cuaca di Palestina atau Yerusalem Timur,” kata pengguna lain.
Pada bulan Mei, karyawan Apple mengedarkan surat internal yang ditandatangani oleh hampir 1.000 karyawan, meminta Tim Cook untuk mengeluarkan pernyataan yang mendukung rakyat Palestina.
Ini terjadi setelah pemboman mematikan Israel di Gaza yang menewaskan sekitar 227 orang, termasuk sedikitnya 63 anak-anak.
Karyawan tersebut merupakan bagian dari Asosiasi Muslim Apple, secara khusus meminta perusahaan untuk mengakui bahwa saat itu jutaan orang Palestina tengah menderita di bawah pendudukan ilegal.(hanoum/arrahmah.com)