Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
(Arrahmah.com) – Lazimnya, terorisme itu terkait dengan kekerasan yang menimbulkan teror dan ketakutan ditengah masyarakat. Terorisme identik dengan senjata yang mematikan seperti bom, senapan mesin serbu, granat, tembak, pistol, atau setidaknya ada pedang, parang, kapak atau pisau.
Tapi aneh, terorisme saat ini telah berevolusi menjadi ustadz yang santun, dakwah ilallah, mendidik umat, menyantuni generasi muda (santri) dan menyebarkan silaturahmi. Bukti terorisme juga tak lagi bom, senapan mesin serbu, granat, tembak, pistol, atau setidaknya ada pedang, parang, kapak atau pisau.
Buku jihad, fiqh jihad, amal jariyah, nama Sahabat Abdurahman bin Auf, Baitul Mal, Lembaga Zakat, dan segala hal yang terkait dengan Islam, itulah bukti adanya narasi terorisme. Jadi, terorisme itu adalah Islam.
Pemberantasan terorisme itu hakekatnya adalah pemberantasan Islam. Perang melawan terorisme itu hakekatnya perang terhadap Islam.
Itulah alasan, mengapa ulama seperti Ustadz Farid Ahmad Okbah, Dr Ahmad Zain An Najah dan Dr Anung Al Hamad disebut teroris. Karena mereka Islam dan mengemban dakwah Islam. Bukan karena mereka memiliki senjata dan menyebar teror ditengah masyarakat.
Anda yang beragama Islam, jika membiarkan kezaliman ini atau apalagi setuju dan mendukungnya, berarti Anda termakan propaganda untuk membenci agama Islam, agama anda sendiri.
Semestinya, Anda marah dengan narasi terorisme ini. Anda marah jihad dikaitkan dengan terorisme. Anda marah dakwah dikaitkan dengan terorisme. Anda marah sahabat Abdurahman bin Auf dikaitkan dengan terorisme. Anda marah zakat dan sedekah jariyah dikaitkan dengan terorisme.
Mulanya, mereka mengaitkan ajaran Islam dengan teroris. Pada saatnya, mereka akan lantang katakan “ISLAM ADALAH TERORIS”.
Terorisme adalah jualan Amerika, untuk menekan kebangkitan Islam. Terorisme adalah cara peradaban barat kapitalisme, untuk menghadang kebangkitan ideologi Islam.
Terorisme adalah proyek adu domba dan pecah belah umat Islam. Proyek yang bertujuan melemahkan umat Islam dengan menekan potensi pemikiran Islam sebagai asas kebangkitan peradaban Islam.
Terorisme itu bukan Amerika yang membantai kaum muslimin di Irak, yang menimbulkan korban jutaan jiwa. Terorisme itu bukan Israel, yang setiap Ramadhan tiba kembali gembira menumpahkan darah kaum muslimin di Palestina. Terorisme itu bukan China, yang membantai saudara muslim kita di Uighur.
Terorisme adalah alat politik penjajah kapitalis untuk membungkam kekuatan Islam. Lawan narasi terorisme dengan membongkar hakekat dan tujuan yang terkandung didalamnya.
(ameera/arrahmah.com)