DAMASKUS (Arrahmah.com) — Seorang anggota keluarga Presiden Suriah, Bashar Assad, telah mengakui bahwa militer Suriah menggunakan bom barel terhadap warga sipil dan kelompok perlawanan Suriah selama konflik yang berlangsung selama satu dekade. Ia mengatakan bahwa bom barel telah “membersihkan” Suriah.
Dalam siaran langsung di akun Facebook-nya pada hari Sabtu (13/11/2021), Rifat Ali al Assad—bagian dari keluarga Assad yang berkuasa—mengatakan bahwa, “kami datang dengan bom barel. Apa itu bom barel? Bagus. Berguna untuk membersihkan bumi dari serangga ini,” ujarnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (18/11).
Pernyataan Rifat adalah pengakuan terbuka pertama penggunaan senjata oleh rezim Damaskus.
Bom barel merupakan alat peledak improvisasi dan murah yang dijatuhkan dari pesawat ke area tertentu. Bom ini berbentuk tabung berisi bahan bakar, paku, potongan besi, atau bahan kimia dengan daya ledak tinggi.
Sepanjang perang saudara, rezim Suriah secara rutin menggunakannya di wilayah sipil untuk tujuan memerangi “teroris”, yang terdiri dari siapa saja yang menentang kekuasaan Assad.
Damaskus dan sekutunya, Moskow, telah berulang kali menyangkal kepemilikan senjata dan penggunaannya terhadap penduduk sipil.
Penyebutan para korban bom barel sebagai “serangga” yang telah dibersihkan oleh rezim, yang oleh para kritikus digambarkan sebagai genosida, bukanlah hal baru.
Tahun lalu, Menteri Kesehatan Suriah juga tampaknya menggunakan bahasa seperti itu ketika dia mengatakan kepada TV Ikhbariya yang dikelola pemerintah bahwa tidak ada kasus Covid-19 di Suriah, karena “Tentara Arab Suriah memurnikan Suriah dari banyak kuman.”
Dalam sebuah wawancara dengan BBC pada tahun 2015, Presiden Assad juga ditanya tentang penggunaan bom barel, yang dengan sarkastis dia bercanda bahwa “panci masak” dapat dijatuhkan di daerah yang dikuasai kelompok perlawanan. (hanoum/arrahmah.com)