ISLAMABAD (Arrahmah.com) — Pakistan dan partai Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP) sepakati beberapa hal pasca bentrokan yang terjadi selama berminggu-minggu. Pakistan dilaporkan akan membebaskan lebih dari 2.000 aktivis TLP yang dipenjara dan mengizinkan gerakan itu untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Sebagai imbalannya, TLP telah setuju untuk menghindari politik kekerasan dan menarik permintaan lamanya agar duta besar Prancis diusir karena penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh majalah satir Prancis.
Karikatur tersebut telah memicu demonstrasi berulang kali oleh kelompok tersebut untuk memprotes apa yang mereka anggap sebagai penistaan.
Pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan melarang TLP setelah demonstrasi berubah menjadi kekerasan pada awal tahun ini.
Pakistan juga menetapkan TLP sebagai kelompok teroris dan menangkap pemimpinnya Saad Rizvi.
Pemerintah dan gerakan tersebut baru-baru ini mengatakan telah mencapai kesepakatan untuk membantu mengakhiri bentrokan, tetapi tidak ada pihak yang memberikan rincian mengenai kesepakatan tersebut.
Dua anggota tim perunding dari TLP dan satu dari pihak pemerintah kepada Reuters (3/11/2021) mengatakan bahwa inti dari kesepakatan itu adalah mencabut larangan tersebut dan mengizinkan kelompok tersebut untuk mengikuti pemilihan umum.
“Negara telah mengakui bahwa TLP bukanlah kelompok teroris atau kelompok terlarang,” kata anggota lain dari tim perunding TLP, Bashir Farooqi, secara terpisah kepada TV lokal, Dunya News.
Selain itu, pemerintah telah setuju untuk tidak menentang pembebasan pemimpin kelompok yang dipenjara beserta hampir 2.300 aktivis lainnya dan setuju untuk menghapus nama mereka dari daftar pengawasan teroris, kata tiga perunding kepada Reuters.
Menteri Hukum Provinsi Punjab Raja Basharat mengatakan hampir 1.000 aktivis telah dibebaskan. (hanoum/arrahmah.com)