LAHORE (Arrahmah.com) — Sedikitnya empat polisi Pakistan tewas dan ratusan lainnya cedera ketika aktivis kelompok Islam terlarang bentrok dengan pasukan keamanan dalam demonstrasi anti- penistaan agama di dekat kota timur Lahore.
Bentrokan pecah saat kelompok terlarang Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP) melakukan aksi demonstrasi di jalan raya di Sheikhupura, tepat di luar Lahore, ketika kelompok itu bersiap untuk berbaris menuju Ibu Kota Islamabad.
Polisi mengatakan aktivis TLP bersenjatakan pistol dan senjata otomatis termasuk senapan AK-47 menembaki pasukan keamanan yang mengendalikan para demonstran.
Rao Sardar Ali Khan, inspektur jenderal polisi Punjab, mengatakan empat petugas tewas dan sedikitnya 263 terluka. Juru bicara TLP mengatakan beberapa aktivis kelompok itu juga tewas atau terluka dalam bentrokan tersebut.
Ribuan aktivis TLP telah memblokir jalan raya tersibuk di Pakistan sejak Jumat, menuntut pembebasan pemimpin mereka dan pengusiran duta besar Prancis atas penerbitan serangkaian karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW oleh majalah satir Prancis.
Setelah berhari-hari ketegangan, termasuk bentrokan pekan lalu di mana tiga petugas polisi tewas, Kementerian Dalam Negeri memerintahkan paramiliter Rangers untuk dikerahkan di bawah undang-undang anti-terorisme.
“Mereka akan berada di sana selama 60 hari. Saya telah memberi mereka wewenang bahwa mereka dapat pergi ke mana saja yang mereka inginkan di Punjab,” kata Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rasheed Ahmad kepada wartawan.
“Saya masih memperingatkan TLP untuk mundur,” tegasnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/10/2021).
Ini adalah kampanye protes ketiga kelompok itu di seluruh negeri sejak 2017 atas karikatur yang dianggap sangat menghina umat Islam itu.
Majalah Prancis Charlie Hebdo pertama kali menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW pada tahun 2006 dan menerbitkannya kembali tahun lalu untuk menandai pembukaan persidangan atas serangan mematikan di kantornya di Paris oleh teroris pada tahun 2015.
Menteri Penerangan Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan pemerintah akan menggunakan kekuatan untuk menghalangi kelompok Islamis itu memasuki ibu kota Islamabad.
“Kami telah menahan diri sejauh ini, tetapi tantangan terhadap otoritas negara tidak dapat ditoleransi lagi,” katanya kepada wartawan.
Distrik di sepanjang Grand Trunk Road terhenti di mana pemerintah kota telah menempatkan kontainer pengiriman untuk memblokir rute masuk dan keluar. (hanoum/arrahmah.com)