BEIRUT (Arrahmah.com) – Pemimpin “Hizbullah” Libanon menyatakan untuk pertama kalinya pada Senin (18/10/2021) bahwa kelompoknya yang kuat memiliki 100.000 pejuang terlatih.
Hassan Nasrallah mengungkapkan jumlah sayap militer kelompok Syiah dalam pidato pertamanya sejak tujuh orang tewas dalam baku tembak di jalan-jalan Beirut pada Kamis lalu. Konfrontasi meletus atas penyelidikan yang sudah berjalan lama terhadap ledakan pelabuhan besar-besaran tahun lalu di kota itu.
Memverifikasi jumlah kelompok militan tersebut sangat sulit. Jika benar, itu akan lebih besar dari angkatan bersenjata Libanon, yang diperkirakan berjumlah sekitar 85.000, lansir AP.
Pidato Nasrallah datang pada saat ketegangan meningkat di Libanon atas bentrokan dan jalannya penyelidikan ledakan 4 Agustus 2020 di mana lebih dari 215 orang tewas.
“Hizbullah” dan sekutunya telah mengkritik hakim yang memimpin penyelidikan, meminta agar dia disingkirkan.
Bentrokan hari Kamis melihat orang-orang bersenjata saling bertarung selama beberapa jam dengan senapan otomatis dan granat berpeluncur roket di jalan-jalan Beirut. Itu adalah konfrontasi paling kejam di kota tersebut selama bertahun-tahun, menggemakan era tergelap perang saudara 1975-90 di negara itu.
Dalam pidatonya, Nasrallah menuduh ketua partai Kristen sayap kanan berusaha menyulut perang saudara di negara kecil itu. Dia menuduh Samir Geagea, pemimpin Pasukan Libanon, “memproduksi” bentrokan hari Kamis di daerah Tayuneh Beirut dan menggambarkannya sebagai penjahat dan pembunuh.
“Program nyata untuk Pasukan Libanon adalah perang saudara,” klaim Nasrallah. “Ancaman terbesar bagi perdamaian sosial di Libanon adalah Pasukan Libanon.”
Berbicara kepada Geagea, Nasrallah berkata: “Jangan salah perhitungan. Jadilah bijak dan sopan dan ambil pelajaran dari semua perang Anda dan semua perang kami.”
Tidak ada komentar langsung dari Geagea. (haninmazaya/arrahmah.com)