MOSKOW (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Senin (18/10/2021) bahwa Moskow menangguhkan misinya untuk NATO dan menutup misi penghubung blok militer Barat di Rusia, dalam pertikaian diplomatik baru.
“Kami menangguhkan pekerjaan misi resmi kami untuk NATO, termasuk pekerjaan perwakilan militer kami mulai 1 November atau bisa memakan waktu beberapa hari lagi,” tutur Lavrov kepada wartawan.
Lavrov mengatakan bahwa Rusia juga akan mengakhiri misi penghubung aliansi — yang didirikan pada 2002 dan ditampung di kedutaan Belgia — dan kantor informasi di Moskow.
Kantor informasi blok itu didirikan di Moskow pada 2001 untuk meningkatkan pemahaman antara NATO dan Rusia.
Perselisihan terbaru ini muncul setelah NATO awal bulan ini mencabut akreditasi delapan anggota misi Rusia untuk aliansi tersebut, menggambarkan mereka sebagai “perwira intelijen Rusia yang tidak diumumkan”.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan pada saat itu bahwa keputusan untuk mengusir perwakilan Rusia tidak “terkait dengan peristiwa tertentu” — tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai langkah tersebut.
Pada Senin (18/10), Lavrov mengutip “langkah terbaru” NATO, mengatakan tidak ada lagi “persyaratan dasar untuk penugasan umum.”
Dia mengatakan bahwa jika ada hal-hal yang mendesak, NATO dapat berhubungan melalui duta besar Rusia di Belgia.
Rusia telah lama mengirim misi pengamat ke NATO sebagai bagian dari Dewan NATO-Rusia yang dimaksudkan untuk mempromosikan kerja sama di bidang keamanan bersama, tetapi itu bukan anggota aliansi yang dipimpin AS.
Misi Rusia telah dirampingkan sekali sebelumnya, ketika tujuh anggotanya dikeluarkan setelah kasus keracunan tahun 2018 oleh agen Novichok pada mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya di Inggris. (Althaf/arrahmah.com)