KHARTOUM (Arrahmah.com) – Ribuan rakyat Sudan berdemonstrasi di depan istana presiden di Khartoum pada Sabtu (16/10/2021) untuk menuntut “pemulihan revolusi” dan kondisi kehidupan yang lebih baik, Anadolu melaporkan.
Mengibarkan bendera nasional, para demonstran membawa spanduk bertuliskan “Orang yang sabar lapar” dan “Satu orang, satu tentara” di antara yang lainnya, menurut seorang reporter Anadolu di tempat kejadian.
Mereka juga meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan penggulingan pemerintah transisi.
Pada Kamis (14/10), gerakan Piagam Nasional, salah satu partai yang membentuk koalisi Pasukan untuk Kebebasan dan Perubahan, menyerukan demonstrasi massa untuk “memulihkan” revolusi.
“Kami akan menemui anda (rakyat Sudan) di jalan pada hari Sabtu dalam prosesi memulihkan revolusi dan menghidupkan kembali kehidupan politik di Sudan,” kata gerakan Piagam Nasional dalam sebuah pernyataan.
Sudan diperintah oleh pemerintah sipil dan Dewan Berdaulat, yang terdiri dari 14 anggota; lima perwakilan militer dari tentara, enam warga sipil dari koalisi Pasukan untuk Kebebasan dan Perubahan, dan tiga anggota yang ditambahkan pada Februari untuk mewakili kelompok bersenjata setelah kesepakatan damai ditandatangani dengan pemerintah pada Oktober 2020.
Selama berminggu-minggu, ketegangan meningkat antara komponen militer dan sipil dari otoritas transisi di Sudan ketika yang pertama mengkritik yang terakhir menyusul upaya kudeta yang gagal pada 21 September.
Sementara itu, demonstrasi telah mengguncang Sudan timur sejak 17 September sebagai penolakan kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak, yang menurut suku Beja setempat meminggirkan komunitas mereka.
Sejak 21 Agustus 2019, Sudan berada dalam masa transisi 53 bulan yang akan berakhir dengan pemilihan umum pada awal 2024. (Althaf/arrahmah.com)