MAKASSAR (Arrahmah.com) – Polisi dari Polres Luwu Timur dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Luwu Timur beserta sejumlah unsur muspida dan toko masyarakat mencurigai adanya aliran sesat di daerah tersebut.
Untuk membuktikan kecurigaan tersebut, Kapolres Luwu Timur AKBP Andi Firman mengunjungi lokasi aliran sesat tersebut.
“Di lokasi tersebut selama ini dilakukan ritual sebagai tempat keramat. Tempat tersebut berada di kebun milik Saharuddin yang juga penganut aliran di Dusun Segitiga Mas,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Chevy Achmad Sopari, Selasa (2/8/2011).
Ritual tersebut berupa pengumpulan batu kali, kemudian dianggap sebagai makam wali dan raja oleh Ketua Aliran Tandu Amanah Mustakim. Sebagai pelengkap ritual disertakan struktur keluarga Amanah Waliyullah (struktur organisasi), pengumuman aliran, kitab aliran Tandu Amanah, dan tasbih.
“Pemerintah setempat telah berulang kali memberi peringatan agar kegiatan aliran ini dihentikan, namun tak digubris,” tambah mantan Kapolres Takalar ini.
Ketua MUI Luwu Timur Abd Azis Rasmal menyatakan, aliran ini menyesatkan dan menyimpan dari ajaran Islam sehingga perlu dibubarkan. Masyarakat Luwu Timur disebut-sebut juga tak mengakui aliran ini sehingga meminta dibubarkan.
Penganut aliran ini juga melakukan ritual lain berupa pengobatan di rumah Mustakim. Pengobatan tersebut menggunakan tasbih yang diyakini sebagai petunjuk dari roh wali di makam yang telah dibuat. Usai diobati, pengikut aliran ini akan kembali ke makam yang dibuatnya untuk melakukan ritual.
Sebelumnya kecurigaan tersebut muncul saat dilakukan pertemuan dengan unsur tersebut bersama penganut aliran Tandu Amanah di Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Kamis (21/7/2011) lalu. (tbn/arrahmah.com)