TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Sekitar 400 aktivis mengambil bagian dalam “pawai air” di perbukitan Hebron selatan pada Sabtu (2/10/202) menuntut akses air untuk warga Palestina dan diakhirinya kekerasan oleh pemukim Israel.
Para pengunjuk rasa berjalan ke beberapa desa termasuk Khirbet al-Mufkara, tempat bentrokan pecah awal pekan ini.
Puluhan pemukim bertopeng menyerang warga Palestina dan melukai 12 orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, serta merusak kendaraan dan tangki air.
Pawai hari Sabtu tersebut diselenggarakan oleh aktivis lokal dan termasuk dua anggota Knesset serta “Breaking the Silence”, sebuah organisasi veteran Israel, dan “Machsom Watch”, sebuah kelompok wanita Israel melawan pendudukan.
“Kami sedang dalam perjalanan dari kota A-Twani ke Mufkara,” tulis Breaking the Silence di Twitter.
“Karena akses ke air adalah hak dasar. Karena kekerasan pemukim harus diakhiri,” lanjutnya.
Dalam sebuah rekaman video, menunjukkan para aktivis memegang spanduk bertuliskan “Ini adalah protes tanpa kekerasan”, saat mereka mengibarkan bendera Palestina.
Sebuah traktor yang membawa tangki air untuk masyarakat setempat didorong di antara para pengunjuk rasa.
Pasukan Israel sedang menunggu di dekat pos terdepan saat pawai berlangsung, menurut foto yang dibagikan oleh media Israel.
Pawai berakhir tanpa kekerasan.
Pasukan Israel dituding mengeringkan lingkungan Palestina.
Saat warga Yahudi dapat mengakses jaringan air, warga Palestina di Perbukitan Hebron Selatan dilarang melakukannya dan dilarang oleh pihak berwenang untuk memiliki tangki air untuk menyimpan air hujan.
Akibatnya, mereka terpaksa menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan air atau membayar harga yang sangat mahal.
Beberapa warga Palestina di South Hebron Hills membayar lebih dari empat kali lipat harga air di Israel dan akhirnya menghabiskan sepertiga dari pendapatan bulanan mereka untuk kebutuhan pokok tersebut, menurut kelompok hak asasi manusia B’Tselem.
“Seringkali tentara [Israel] menyita atau menghancurkan kontainer [air] yang dibawa oleh keluarga Palestina,” kata Daphne Banai dari Machsom Watch.
Banai juga mengatakan bahwa tentara Israel telah menghancurkan jaringan pipa air dan mendapatkan izin untuk membangun pipa darurat sangat sulit bagi masyarakat di Tepi Barat.
“Warga Palestina di Lembah Yordan dan Perbukitan Hebron Selatan harus berjuang setiap hari untuk mengamankan setiap tetes air untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka,” kata Banai.
(ameera/arrahmah.com)