(Arrahmah.com) – Menurut firman Allah SWT di dalam Al Quran surah An-Naba’, ayat 9, yang berbunyi:
“Waja’alnâ naumakum subâtâ”
Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat
Dengan tidur secara teratur setiap hari, seseorang akan lebih terjaga kesehatannya. Orang yang tidak pernah tidur dengan waktu yang cukup tentu akan mudah sakit. Tidur ibarat kematian atau kebangkitan. Ini tercermin dari doa yang sering dibaca sebelum tidur
“Bismika Allahumma ahya wa amut.”
Dengan namaMu, ya Allah, aku hidup dan mati
Tak hanya doa yang dibaca sebelum tidur, ada pula doa yang dibaca ketika bangun tidur,
“Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur.”
Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepadaNya kami dibangkitkan.
Sedemikian penting aktivitas tidur bagi manusia, hingga Imam al-Ghazali memberikan nasihatnya tentang adab tidur sebagaimana termaktub dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 434) sebagai berikut:
آداب النوم: يتطهر قبل النوم، و ينام على يمينه، ويذكرالله عز وجل حتى يأخذه النوم، ويدعو إذا استيقظ، ويحمد الله تعالى
Adab tidur, yakni: bersuci sebelum tidur, tidur di atas sisi kanan, berdzikir kepada Allah ‘azza wajalla hingga tidur, berdoa ketika bangun dan memuji Allah ta‘âlâ.
Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab tidur sebagai berikut:
Pertama
Bersuci sebelum tidur. Saat kita hendak tidur, sebaiknya kita memastikan bahwa anggota badan telah bersih baik dari kotoran-kotoran seperti tanah atau lumpur, sisa makanan, dan sebagainya. Hal ini sangat baik apabila dilakukan dengan cara berwudhu sekaligus bersuci dari hadats kecil. Selain itu, dengan berwudhu seseorang dapat tidur dengan kualitas lebih baik, seperti tidak merasa gatal-gatal pada anggota badan dan terhindar dari mimpi-mimpi buruk sehingga bisa istirahat dengan sempurna.
Kedua
Tidur menghadap ke sisi kanan. Ketika tidur, sebaiknya seseorang memosisikan badan dengan miring ke kanan. Hal ini juga sesuai dengan anjuran para dokter supaya tidur miring sehingga gravitasi bisa terjaga dan menjaga isi perut. Posisi miring menghadap ke kanan bisa melindungi jantung dari tertindih atau tertekan organ tubuh lainnya, dan juga dapat membantu mengistirahatkan otak kiri setelah seharian berpikir keras.
Ketiga
Berdzikir kepada Allah SWT hingga tidur. Zikir merupakan obat penenang hati atau suasana batin sebagaimana firman Allah subhânahu wata‘âlâ di dalam Al-Quran, surah Ar-Ra’du, ayat 28:
“Alâ bidzikrillâhi tathmainnul qulûb (hanya dengan mengingati Allah, hati menjadi tenteram).”
Untuk itu, siapa pun sebaiknya berdzikir kepada Allah SWT hingga ia tidur. Bacaan zikir dapat berupa ayat kursi, Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, Surah An-Nas dan Surah Al-Mulk (lihat Bidâyatul Hidâyah karya Imam al-Ghazali, dalam Majmû’ah Rasâil al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 406).
Jika tidurnya berlanjut dan tak pernah bangun karena ternyata meninggal dunia, maka insya Allah ia tergolong husnul khatimah. Adapun contoh doa pendek yang umum dibaca sebelum tidur di kalangan awam dengan menukil dari hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Muslim (Shahih Muslim, 6887) adalah sebagai berikut:
اَللّهُمَّ! بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوْتُ
“Ya Allah! Dengan NamaMu, aku hidup dan dengan namaMu pula aku mati.”
Keempat
Berdoa ketika bangun dan memuji Allah SWT. Begitu kita bangun tidur, hal pertama yang kita lakukan adalah berdoa. Dalam posisi duduk tenang sambil memulihkan kesadaran dan keseimbangan badan, kita dapat mengucapkan doa bangun tidur yang diawali dengan bacaan hamdalah untuk memuji Allah subhânahu wata‘âlâ. Doa itu misalnya sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada Allah kami akan dibangkitkan.
Keempat adab tersebut hendaknya dapat dilakukan secara utuh setiap kali akan tidur dan ketika bangun. Jika hari diawali dengan hal-hal positif, maka hal-hal positif lainnya akan mengikuti sepanjang hari itu hingga saatnya tidur kembali. Demikianlah Imam Al-Ghazali memberikan nasihatnya untuk dapat kita amalkan dengan sebaik-baiknya.
(*/Arrahmah.com)