KASHGAR (Arrahmah.com) – Dua orang yang membawa pisau menyerang seorang sopir truk dan kerumunan orang, setelah dua ledakan, di Cina barat. Insiden ini menyebabkan delapan orang tewas termasuk salah satu penyerang, media pemerintah melaporkan pada hari Minggu (31/7/2011).
Ledakan dan serangan itu terjadi Sabtu malam (30/7) di kota Kashgar di wilayah Xinjiang dekat perbatasan Cina dengan Tajikistan, menurut tianshannet.com dan kantor berita Xinhua.
Salah satu ledakan berasal dari sebuah minivan sementara yang lain terjadi di pasar makanan, lansir Xinhua.
Laporan lain menyatakan darurat militer telah diberlakukan di Kashgar dan setidaknya 100 orang telah ditangkap.
Xinjiang merupakan tempat tinggal warga Uighur yang mayoritas muslim dan berbahasa Turki. Keberadaan mereka sebagai minoritas telah menjadi objek diskriminasi oleh mayoritas suku Han Cina yang pindah ke sana. Beberapa kelompok Uighur berusaha keras untuk memerdekakan diri dari genggaman pemerintah Cina.
Ini adalah insiden kedua dari kekerasan yang serius di wilayah tersebut selama dua minggu.
Delapan belas orang tewas dalam serangan terhadap kantor polisi di Xinjiang pada 18 Juli, menurut pemerintah. Yang tewas termasuk dua polisi dan dua sandera dalam serangan yang diklaim otoritas Cina sebagai serangan teroris.
Pertikaian ini merupakan kekerasan yang terburuk selama sekitar satu tahun di Xinjiang.
Serangan dimulai dengan dua ledakan, kata Xinhua. Dua orang melompat ke dalam truk yang sedang menunggu di lampu merah dan sang sopir ditikam sampai meninggal dunia, Xinhua dan tianshannet.com melaporkan.
Pasangan ini kemudian menabrak kerumunan, meninggalkan truk dan mulai menyerang hingga menyebabkan enam orang tewas, kata Xinhua.
Tidak cukup sampai di sana, kerumunan orang yang ada di sekitar tempat kejadian perkara pun melakukan pembalasan, hingga salah satu penyerang berhasil dilumpuhkan hingga tewas dan satu penyerang lainnya ditangkap.
Dua puluh delapan orang dirawat di rumah sakit, katanya.
“Seluruh kota Kashgar di bawah darurat militer saat ini, dan pihak berwenang telah menangkap sedikitnya 100 warga Uighur,” kata Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Jerman.
“Tidak ada cara damai untuk memprotes penindasan Cina di sana,” kata juru bicara kelompok, Dilxat Raxit, dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada Reuters.
Xinjiang merupakan wilayah yang strategis dan penting karena berbatasan dengan Pakistan, Tajikistan, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan, dan memiliki kekayaan alam berupa minyak, gas dan batubara, yang melimpah ruah. (althaf/arrahmah.com)