KABUL (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani telah mengunjungi ibu kota Afghanistan, Kabul dan bertemu Mullah Mohammad Hassan Akhund, penjabat Perdana Menteri dalam pemerintahan baru Taliban.
Dia juga bertemu pada Ahad (12/9/2021) dengan mantan Presiden Hamid Karzai serta Abdullah Abdullah, kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional, saat dia mendorong partai dan kelompok Afghanistan untuk terlibat dalam rekonsiliasi nasional, lansir Al Jazeera.
Ini adalah kunjungan tingkat tertinggi oleh seorang pejabat asing sejak penarikan militer Amerika Serikat dari Afghanistan. Al Thani bertemu dengan sejumlah pejabat di pemerintahan baru, termasuk menteri luar negeri dan wakilnya.
Para pejabat membahas situasi politik saat ini dan upaya yang dilakukan Qatar saat ini untuk mendukung rakyat Afghanistan.
Taliban merilis foto-foto pertemuan Al Thani dengan Akhund, sementara foto-foto dirinya dengan mantan presiden Karzai beredar di media sosial.
Qatar dianggap sebagai salah satu negara dengan pengaruh paling besar atas Taliban, yang menguasai Afghanistan bulan lalu ketika pasukan AS bersiap untuk akhirnya mundur dari negara itu setelah 20 tahun.
Mereka memainkan peran penting dalam pengangkutan udara besar-besaran yang dipimpin AS terhadap warganya sendiri, warga negara Barat lainnya, dan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat.
Qatar juga mendukung puluhan ribu warga Afghanistan yang dievakuasi pada minggu-minggu terakhir pendudukan pimpinan AS saat mereka diproses sebelum menuju ke negara lain.
Donor asing yang dipimpin oleh AS menyediakan lebih dari 75 persen pengeluaran publik untuk pemerintah Afghanistan yang hancur ketika AS menarik pasukannya setelah 20 tahun menduduki negara itu.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengatakan terbuka untuk menyumbangkan bantuan kemanusiaan tetapi mengatakan bahwa setiap jalur kehidupan ekonomi langsung, termasuk mencairkan aset bank sentral, akan bergantung pada tindakan Taliban termasuk memungkinkan perjalanan yang aman bagi orang-orang untuk pergi.
Dana Moneter Internasional juga telah memblokir Taliban dari mengakses sekitar 440 juta USD dalam dana cadangan darurat baru.
“Taliban mencari legitimasi dan dukungan internasional. Pesan kami sederhana: legitimasi dan dukungan apa pun harus diperoleh,” kata diplomat senior AS Jeffrey DeLaurentis kepada Dewan Keamanan. (haninmazaya/arrahmah.com)