MOSKOW (Arrahmah.com) – Pada 21 Juli 2011, di kamp konsentrasi Rusia “FBU kp3”, di wilayah Volgograd, sekitar 50 tahanan asal Checnya dipukuli dengan brutal oleh sekelompok polisi anti-huru hara bersenjata.
Editor Caucasian Knot menerima pesan sms dari pengguna yang dikenal sebagai “Islam”, yang dipenjarakan di kamp ini.
Islam melaporkan sebagai berikut :
“Di sini (kamp konsentrasi-red), pada 21 Juli 2011 beberapa tawanan asal Chechnya dipukuli dengan sangat kejam. Itu semua dimulai karena fakta bahwa pengawas diminta untuk melepaskan dua tahanan Chechnya dari sel isolasi karena suhu yang melonjak tinggi (sangat dingin-red) dan di dalam ruang isolasi itu bahkan jauh lebih buruk.”
Hari berikutnya, kami tahu bahwa ada kerumunan orang, sekitar 50 orang telah berkumpul. Mereka semua meminta atas nama dua orang Chechnya yang dikunci di dalam neraka sel tahanan soliter. Setelah pengawas menemui mereka dalam waktu singkat, ia mengeluarkan perintah untuk unit khusus kerusuhan (OMON), yang pada gilirannya dipersenjatai dengan perisai kerusuhan untuk memukuli mereka.
Pemukulan brutal dimulai. Sekitar 30 tahanan dibawa ke penjara Chechnya. Di sana mereka ditelanjangi dan dengan brutal ditendang, ditinju dan dipukul dengan besi dan pentungan.
“Islam” meminta atas nama korban tahanan Chechnya kepada editor untuk bagaimana caranya mempengaruhi otoritas penjara.
Sementara itu, perwakilan otoritas penjara, Alexander Sarychev mengatakan kepada media bahwa “aplikasi khusus untuk memulihkan ketertiban di KP3 FBU di Volgograd pada 21 Juli adalah sah”.
Penyalahgunaan sistematis atas para tahanan di penjara Rusia adalah kejadian biasa. Ini telah terjadi berulangkali.
Aktivis ham menunjukkan bahwa banyak gubernur di penjara Rusia dan koloni konsentrasi lainnya adalah veteran perang di Chechnya.
“Mereka membalas dendam terhadap orang Chechnya tanpa alasan atau penjelasan,” ujar.
Tahanan Chechnya telah berulang kali meminta untuk dipindahkan ke penjara di Chechnya, menunjukkan bahwa di penjara-penjara Rusia dan koloni pidana, Chechen telah dianiaya murni atas dasar kewarganegaraan mereka.
Para tokoh boneka termasuk Kadyrov telah berulang kali menyatakan di depan umum bahwa tahanan Chechnya sedang ditransfer ke Chechnya, namun para narapidana asal Chechnya terus menderita teror penganiayaan rasis di penjara Rusia, kamp-kamp penahanan dan koloni pidana. (haninmazaya/arrahmah.com)