MEKAH (Arrahmah.com) – Pemerintah Arab Saudi akan memulai pelaksanaan ibadah haji tahun 2021 pada Sabtu (17/7/2021) dengan protokol kesehatan yang ketat. Pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini hanya diikuti oleh 60 ribu jamaah dari total 558 ribu jamaah yang mendaftar.
Dikutip Associated Press pada Selasa (13/7), salah seorang pekerja di perusahaan Haji Rawahel, Abed Al-Haibi menyatakan bahwa sedikitnya jamaah haji yang diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah haji kali ini adalah untuk melindungi kesehatan jamaah.
Mereka yang lolos ibadah haji telah melalui seleksi pemeriksaan online. Para jamaah tersebut juga memenuhi syarat, seperti sudah divaksin penuh, berusia 18-65 tahun serta tidak menderita penyakit kronis.
Dalam penyelenggaraan haji tahun ini, Otoritas Arab Saudi berusaha mengulang kesuksesan tahun lalu yang tak mendeteksi kasus Covid-19 selama berlangsungnya ibadah haji, yang dilaksanakan hanya lima hari.
Pada awal bulan ini, Kementerian Haji Arab Saudi mengatakan tengah menyelesaikan tindakan pencegahan Covid-19 tingkat tinggi mengantisipasi munculnya varian baru.
Selain aturan jarak sosial yang ketat, kementerian juga memperkenalkan “kartu haji pintar” untuk memudahkan akses para jamaah ke kamp, hotel, dan transportasi pengangkut jamaah haji. Kartu tersebut juga mampu melacak jamaah yang hilang.
Selain itu, untuk meminimalisir pergerakan pihak berwenang mengerahkan robot hitam-putih untuk mengeluarkan botol-botol air dari mata air Zamzam di Masjidil Haram.
Pemerintah juga mengimbau para jamaah untuk menjauh dari kawasan Hajar Aswad, batu hitam yang biasanya disentuh para jamaah.
Di samping itu, demi meningkatkan pelayanan kesehatan para jemaah, Otoritas Bulan Sabit Merah Saudi (SRCA) mengaku siap membantu pelaksanaan haji tahun ini, dengan mengerahkan tenaga dan kendaraan layanan medisnya.
Presiden SRCA Jalal Al-Owaisi mengatakan bahwa pihaknya menggunakan semua potensinya demi memberikan layanan darurat terbaik bagi mereka yang melaksanakan ibadah haji.
Tenaga medis yang akan dikerahkan dari SRCA mencakup 549 dokter, spesialis, ambulans dan teknisi darurat di 51 titik pusat di Makkah, Mina, Muzdalifah dan Arafah.
Mereka juga mengirim 144 ambulans, 22 sepeda motor, 10 gerobak, dua kendaraan darurat serta mobil layanan untuk mendukung pekerjaan perawatan dan administrasi. (rafa/arrahmah.com)