Oleh: Budi Handrianto
(Arrahmah.com) – Allah sayang pada ulama-ulama ini. Dua hari lalu Allah wafatkan ulama kondang KH Abdul Rosyid Abdullah Syafii. Hari ini Allah wafatkan salah satu ulama langka umat ini, seorang ahli hadits, cucu ulama besar Betawi Guru Mughni yaitu Dr. KH A. Lutfi Fathullah bin H. Fathullah Mughni bin KH Abdul Mughni. Sebelumnya Allah angkat almarhum KH Amien Noer dan almarhum Drs M. Siddik serta ulama-ulama lain yang tidak bisa disebut satu persatu.
Ustadz Lutfi Fathullah adalah dosen kami di S2 UIKA yang mengajar Ilmu Hadits sekitar tahun 2007-an. Dari beliaulah kami mengenal ilmu hadits menjadi ilmu yang menarik untuk dipelajari. Dari beliaulah kami belajar mentakhrij sebuah hadits. Dari tugas mata kuliah ini terlahir buku pertama saya tentang takhrij hadits2 surga yang saya beri judul Beautiful Place of Return.
Dalam kelas dulu almarhum sering menjelaskan tradisi ilmiah dalam ilmu hadits. Di antaranya adalah saling balas jasa ilmu ulama menutup utang umat.
Sebagai contoh, umat berhutang kepada Imam Bukhari yang telah mengumpulkan hadits2 shahih. Karena Imam Bukhari dan juga imam2 hadits lainnya, umat bisa menjadi mudah dalam mempelajari hadits.
Kemudian jasa Imam Bukhari ini dibayar lunas oleh Imam Ibn Hajar al-Atsqalani karena beliau telah memberikan syarah (keterangan) dalam hadits-hadits Imam Bukhari melalui kitabnya Fathul Bari bi Syarh al-Bukhari.
Utang Imam Ibn Hajar juga telah dibayar lunas oleh M. Fuad Abdul Baqi yang telah berjasa memberikan penomoran dalam hadits-hadits Imam Bukhari sehingga umat mudah menemukannya, dan seterusnya.
Saya sempat berpikir, apa ya kontribusi kita jaman modern ini untuk membayar utang ulama-ulama itu? Mungkin bikin aplikasi hadits.
Alhamdulillah almarhum telah memulainya dan di jaman Android/iOS ini telah lahir aplikasi lengkap karya almarhum -semoga menjadi amal jariyah, yang bisa diakses di:
https://perpustakaanislamdigital.com/
Allahummaghfirlahum warhamhum waafihim wa’fuanhum. Allahumma laa tahrimna ajrahum wala taftinna bakdahum waghfirlana walahum.
Semoga Allah menempatkan para ulama2 yang telah wafat itu di surga yang tertinggi. Semoga Allah juga bangkitkan lagi dari umat ini ahli2 ilmu di berbagai bidang sebagai pengganti dari wafatnya mereka.
Satu-satu daun berguguran
Jatuh ke bumi dimakan usia
Tak terdengar tangis
Tak terdengar tawa
Redalah reda
Satu-satu tunas muda bersemi
Mengisi hidup gantikan yang tua
Tak terdengar tangis
Tak terdengar tawa
Redalah reda
Waktu terus bergulir
Semuanya mesti terjadi
Daun-daun berguguran
Tunas-tunas muda bersemi
Satu-satu daun jatuh ke bumi
Satu-satu tunas muda bersemi
Tak guna menangis
Tak guna tertawa
Redalah reda….
(*/arrahmah.com)