LONDON (Arrahamh.com) – Seorang anak laki-laki muslim berusia 11 tahun dibawa badan anti-terorisme Inggris (Prevent) setelah gurunya salah mengartikan ‘Alms’ (sedekah) menjadi ‘Arms’ (senjata). Kejadian terjadi ketika bocah muslim ini ditanya gurunya dan menjawab akan memberikan sedekah pada yang membutuhkan.
Namun, karena salah mendengar, guru anak laki-laki panik dan segera melaporkannya pada Prevent, lansir The Guardian (27/6/2021).
Tak lama berselang, polisi kemudian menutup kasus itu dan menganggp tidak ada tanda-tanda radikalisasi, pandangan ekstremis, atau ancaman keamanan nasional dari bocah muslim itu.
Tidak terima dengan perlakuan diskriminasi, orang tua bocah muslim itu mengambil tindakan hukum terhadap sekolah. Mereka menuduh sekolah telah menerapkan stereotip terhadap ras dan agama tertentu.
Mereka juga meminta permintaan maaf tertulis dari sekolah, pembayaran ganti rugi, dan penghapusan catatan anak mereka telah dibawa oleh Prevent.
“Kejadiaan ini memiliki dampak besar pada kami sebagai sebuah keluarga. Istri saya belum tidur dengan benar sejak ini terjadi. Kami menginginkan jawaban dan kami menginginkan keadilan. Semua murid harus diperlakukan sama dan dengan integritas,” kata ayah anak itu kepada The Guardian.
Dia menyayangkan kenapa pihak sekolah sebelum mengadukan pada Prevent tidak membahasnya terlebih dahulu. Alih-alih membicarakan, sekolah malah menyebutkan alasan lain anak mereka harus dibawa karena kerap shalat di masjid setempat.
Ayahnya menambahkan bahwa anaknya sangat cerdas. Dia memang memiliki minat pada sejarah abad pertengahan, perang, mesin pengepungan, dan tentara, namun dia juga terlibat dalam pekerjaan amal seperti membantunya mengemas paket makanan di bank makanan antar-agama setempat. (hanoum/arrahmah.com)