JAKARTA (Arrahmah.com) – Beberapa hari lalu beredar kabar yang menyatakan bahwa 60 persen produk makanan dan minuman yang diproduksi oleh perusahaan raksasa asal Swiss tidak memenuhi standar kesehatan yang berlaku.
Berita tersebut merujuk pada laporan media Financial Times yang dikutip oleh media-media arus utama di dalam negeri.
Dalam rilis resmi PT Nestle Indonesia yang diterima oleh redaksi arrahmah.com, perusahaan tersebut menyebutkan bahwa laporan tersebut didasarkan pada analisis yang mencakup hanya sekitar setengah dari portofolio penjualan global produk-produk Nestle.
“Analisis itu tidak mencakup produk -produk gizi bayi/anak, gizi khusus, makanan hewan peliharaan, dan produk kopi,” ujar Stephan Sinisuka, Head of Corporate Communication Nestle Indonesia.
“Jika dilihat dari keseluruhan portofolio produk-produk kami berdasarkan total penjualan global, kurang dari 30% tidak memenuhi standar ‘kesehatan’ eksternal yang ketat yang didominasi produk-produk indulgent (memanjakan), seperti cokelat dan es krim, yang bisa dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sebagai bagian dari pola makan sehat, seimbang, dan menyenangkan,” lanjutnya.
Terkait laporan 60 persen produk Nestle tak memenuhi standar kesehatan, Stephan menegaskan studi itu tak termasuk seluruh portofolio produk perusahaan.
“Laporan tersebut didasarkan pada analisis yang mencakup hanya sekitar setengah dari portofolio penjualan global produk-produk kami,” ujarnya.
Stephan juga menegaskan bahwa perusahaan memiliki proyek untuk memperbarui standar gizi dan mendukung pola makan masyarakat yang seimbang.
“Contohnya, kami telah mengurangi gula dan garam pada produk-produk kami secara signifikan dalam dua dekade terakhir. Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah meluncurkan ribuan produk untuk anak-anak dan keluarga yang memenuhi standar gizi eksternal yang ketat.” (haninmazaya/arrahmah.com)