MANBIJ (Arrahmah.com) – Tak kurang delapan orang demonstran tewas dan 27 terluka parah setelah milisi Kurdi pro Amerika Serikat (AS) SDF menembakkan peluru ke arah pengunjuk rasa, lapor Reuters (2/6/2021).
Aksi warga kota Manbij sendiri digelar sebagai bentuk protes karena adanya perekrutan paksa terhadap anak-anak mereka sejak Senin (31/5) oleh milisi SDF.
Protes berubah menjadi kekerasan ketika ratusan demonstran berbaris di dekat pos pemeriksaan sehari setelah seorang dibunuhnya seorang pendemo hari sebelumnya.
Kerusuhan terakhir ini menjadi tragedi paling berdarah yang melanda kota berpenduduk mayoritas Arab itu sejak direbut milisi pro AS dari militan Islamic State (ISIS) lima tahun lalu.
Kebencian terhadap aturan yang diterapkan milisi SDF telah tumbuh di utara dan timur Suriah di antara penduduk yang didominasi Arab, kata penduduk dan tetua suku.
Banyak warga keberatan dengan wajib militer pemuda dan diskriminasi antara Kurdi dengan Arab. Selain itu, mereka pun tidak senang karena banyaknya warga Arab yang dipenjara milisi SDF.
Milisi SDF sendiri menyangkal pemerintah lokalnya mendiskriminasi orang Arab dan mengatakan kebijakan mereka justru berusaha memperbaiki ketidakadilan penguasa Baath Suriah
AS selaku sponsor utama milisi SDF menyuarakan “keprihatinan” atas kekerasan yang dilaporkan di Kota Manbij (2/6).
“Kami mendesak semua pihak di Suriah untuk menghormati hak asasi manusia dan kebebasan mendasar, termasuk hak untuk berkumpul secara damai,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email ke Anadolu Agency.
“Kami secara teratur membahas masalah HAM dengan kepemimpinan SDF sebagai aspek integral dari upaya bersama kami untuk mempromosikan stabilitas di timur laut Suriah dan memastikan kekalahan abadi Islamic State,” tambah pejabat itu.
Milisi SDF merupakan milisi yang didukung AS yang berasal dari warga Kurdi di Suriah dibantu oleh sosialis YPG, cabang PKK Suriah. (hanoum/arrahmah.com)