CALIFORNIA (Arrahmah.com) – Perusahaan teknologi Instagram dilaporkan mengubah algoritma mereka setelah dituduh menyensor konten yang berisi pro-Palestina.
Perubahan ini terutama terkait algoritma pengaturan prioritas konten di Instagram. Dua sumber Financial Times menyebut Instagram telah mengubah bagaimana mereka memprioritaskan Instagram Stories yang ditunjukkan di linimasa pengguna.
Layanan media sosial itu biasanya memprioritaskan konten orisinal daripada konten yang dibagikan ulang di Stories. Dengan perubahan algoritma ini, kedua jenis konten akan dibagikan secara berimbang.
“Secara berkala kami akan memberikan prioritas yang sama terhadap konten yang diposting ulang dibanding dengan konten orisinal,” jelas juru bicara Instagram.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kebijakan Instagram untuk mengutamakan konten orisinal ketimbang repost. Menurutnya, konten asli lebih disukai pengguna ketimbang repost.
“Stories yang di repost tidak menjangkau pengguna sebanyak yang kami harapkan dan itu bukan pengalaman yang menyenangkan,” tuturnya seperti dilaporkan Insider.
Tuduhan sensor konten pro-Palestina itu dilayangkan oleh sekelompok pegawai yang mengeluh konten pro-Palestina tidak bisa tampil untuk pengguna ketika konflik Gaza berkecamuk.
Mereka berulangkali menyampaikan keluhan konten-konten yang disensor oleh mesin moderasi otomatis Instagram. Salah satu contohnya adalah tak sengaja menghapus konten tentang masjid Al-Aqsa. Namun, para karyawan tidak percaya penyensoran itu dilakukan tidak disengaja.
“Moderasi berskala besar ini kerap (bersifat) bias terhadap kelompok yang terpinggirkan,” jelas sumber pegawai Instagram seperti dikutip The Verge.
Menanggapi hal itu, juru bicara Instagram mengatakan prioritas konten yang diberikan Instagram terhadap pengguna berdasarkan kebiasaan konten yang disukai pengguna.
Sehingga, mendorong orang untuk menyimpulkan perusahaan itu berusaha menekan sejumlah pandangan atau topik tertentu dari pengguna mereka.
“Kami ingin memperjelas, bukan itu maksud kami…Ini berlaku untuk postingan apa pun yang dibagikan ulang di Stories, tentang apa pun itu,” klaim juru bicara Instagram.
Perubahan algoritma ini menurut Instagram bukan hanya sebagai tanggapan atas keprihatinan konten pro-Palestina.
Namun, perubahan dilakukan untuk mengatasi masalah konten re-post yang dinilai sulit dijangkau pengguna lain.
Pihaknya meyakini bahwa para pengguna masih lebih memilih untuk melihat Stories original, jadi mereka akan mencari cara bagaimana menyorot konten original di Stories lewat fitur baru.
Dalam beberapa pekan ini Twitter, Facebook, dan Instagram telah banyak dikritik karena ditudung menyensor konten di sekitar konflik antara “Israel” dan Palestina.
Belum lama, Instagram dilaporkan telah membatasi akun seorang penulis Palestina, yang kemudian berkelit karena telah terjadi kesalahan pada sistem otomatis.
Pihaknya kemudian meminta maaf usai banyak akun tidak dapat memposting konten terkait Palestina selama beberapa jam pada 6 Mei.
Instagram mengatakan pihaknya telah berulang kali mendengar pengguna yang mengatakan bahwa mereka lebih tertarik dengan cerita asli dari teman dekat, daripada melihat orang membagikan ulang postingan orang lain.
Head of Instagram, Adam Mosseri mengatakan hal itu terkait adanya bug dalam sistem mereka.
(fath/arrahmah.com)