Kanti Rahmillah
(Arrahmah.com) – Sekuntum bunga yang bersih dan terjaga, dialah Zainab binti Khuzaimah. Seorang wanita yang telah Allah Swt. ridhai untuk menjadi salah satu istri Nabiallah, Muhammad Saw. Ia bukan hanya menjadi ibunda bagi orang-orang mukmin, melainkan sekaligus menjadi ibunda bagi kaum fakir miskin.
Wanita pemurah yang sangat mencintai kedermawanan dan shadaqoh ini dipersunting Rasulullah Saw. setelah suami sebelumnya syahid dalam Perang Uhud.
Zainab dilahirkan di Makkah, sekitar 13 tahun sebelum Rasulullah Saw. diutus menjadi Nabi. Sejak tinggal di Makkah, ia dikenal sangat menyayangi orang-orang fakir dan miskin. Setiap ia memiliki uang, walaupun hanya satu dirham ataupun satu dinar, ia langsung menshadaqahkannya kepada fakir dan miskin. Sifatnya yang dermawan inilah yang membuatnya dijuluki Ummul Masaakiin (Ibunda kaum fakir miskin).
Ummul Masaakiin termasuk orang-orang yang pertama masuk islam. Sejak awal, ia sangat giat berpuasa, shalat dan beribadah kepada Allah Swt. Ia tak pernah lelah sesaat pun untuk terus berzikir kepada Allah Swt dan menyantuni fakir miskin.
Rasulullah mempersunting Zainab dengan mahar 400 dirham. Rasul pun membangunkan sebuah rumah kecil dan sederhana di samping rumah Aisyah binti Abu Bakar dan Hafshah binti Umar. Semoga Allah Swt meridhai mereka semua.
Kasih sayang Rasulullah Saw yang berlimpah membuat Zainab semakin menyayangi fakir miskin. Beliau selalu menekankan kepada kaum muslim agar bershadaqoh hingga mencapai taraf itsar (mendahulukan kebutuhan orang lain dari pada kebutuhan sendiri.
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda,
“Ketika manusia menyongsong waktu pagi pada setiap hari, dua malaikat turun. Salah seorang Malaikat berkata, ‘Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang berinfak.’ Sedangkan malaikat yang lain berkata, ‘Ya Allah, berilah kebinasaan kepada orang yang enggan berinfak (bakhil).’” (Muttafaq ‘alaih)
Zainab menjalani hari-hari yang sangat indah dan bahagia bersama Nabi Saw.. Ia selalu mendampingi beliau dengan setia dan giat belajar dari petunjuk, sifat, ilmu, akhlak, dan kasih sayang Rasul.
Dari hari ke hari imannya terus bertambah kuat sehingga hanya ridha Allah Swt. yang menjadi tujuan hidupnya.
Namun rentang waktu yang dimiliki Zainab untuk membersamai Rasulullah Saw. sangatlah singkat. Karena hanya beberapa bulan setelah pernikahannya, ajal menjemputnya. Ialah istri rasul yang pertama wafat di Madinah Almunawaroh.
Duka kembali menyelimuti Rasulullah Saw. kematian Zainab telah mengingatkan beliau kepada kematian Khadijah ra, wanita mulia yang Rasulullah kasihi. Zainab masuk ke lingkungan keluarga Nabi Saw. dengan keteduhan orang-orang salih dan ketenangan ahli-ahli ibadah. Kemudian ia keluar darinya dengan ketenangan orang-orang yang khusyu. Jasadnya dikubur di pemakaman Baqi’ dan mendapat keberkahan shalat dan doa Nabi Saw.
Ibunda orang-orang miskin itu telah meninggalkan dunia tanpa meriwayatkan hadist dari Nabi Saw. Sebabnya, Zainab sangat sibuk mengurus orang-orang miskin dan terlalu singkat masa kebersamaannya dengan Rasul.
Demikianlah kematian Ummul Masaakin yang tidak pernah menyisakan hartanya. Ia selau memberi segala yang dimilikinya untuk mendapatkan gantinya di sisi Allah Swt. Ia memindahkan apa yang dimilikinya di dunia ke akhirat agar dapat meraih kenikmatan surga yang tidak akan pernah terputus dan sirna.
Semoga Allah meridhai dan membuatnya ridha, serta menjadikan surga Firdaus sebagai persinggahan abadinya.
(*/arrahmah.com)