ANKARA (Arrahmah.com) – Turki menyerukan kekuatan internasional untuk melindungi Palestina, karena serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza masih terus berlangsung.
Sekitar 200 warga Palestina meninggal sejak Senin lalu, termasuk sedikitnya 58 anak-anak. Ratusan lainnya terluka.
Pada pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI), negara-negara anggota seperti Arab Saudi, Malaysia dan Pakistan mengulangi kecaman mereka atas tindakan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki dan kejahatan perang yang telah dilakukan selama seminggu terakhir di wilayah Jalur Gaza yang terkepung.
Sementara itu, Turki mengusulkan pembentukan sebuah mekanisme perlindungan internasional untuk rakyat Palestina yang diduduki.
“Upaya ini juga harus mencakup perlindungan fisik melalui pembentukan pasukan perlindungan internasional dengan kontribusi militer dan keuangan dari negara-negara yang bersedia,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada para delegasi, sebagaimana dilansir MEMO, Senin (17/5/2021).
Cavusoglu meminta OKI dan komunitas internasional untuk membela keadilan dan kemanusiaan.
“Seharusnya tidak ada pertimbangan lain. Ini saatnya menunjukkan persatuan dan ketegasan kita,” tegasnya.
Ia mengatakan, umat Islam di dunia mengharapkan OKI untuk menunjukkan kepemimpinan dan keberanian.
“Turki siap mengambil tindakan apa pun yang diperlukan,” lanjutnya.
Meskipun rincian kekuatan dan mekanisme internasional seperti apa tidak dibahas, namun Cavusoglu meyakinkan OKI bahwa hal itu sejalan dengan resolusi Majelis Umum PBB tahun 2018, yang memberinya legitimasi di bawah hukum internasional.
Pernyataan menteri luar negeri itu menggemakan gagasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang ia ajukan dalam panggilan telepon ke Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu.
Erdogan menegaskan perlunya mengirim pasukan perlindungan internasional ke kawasan itu untuk melindungi warga sipil Palestina dan bertindak sebagai “pencegah”.
Dia juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk terlibat dan “memberikan pesan yang jelas kepada Israel untuk menghentikan serangan sebelum krisis semakin meningkat lebih.
(ameera/arrahmah.com)