RAMALLAH (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri Palestina mengatakan lebih dari 10.000 warga sipil mengungsi di Jalur Gaza karena serangan “Israel”. Pernyataan itu disampaikan Riyad al-Maliki pada pertemuan luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Ahad.
Maliki menyatakan bahwa “Israel” telah melakukan kejahatan dan menggunakan kekerasan terhadap warga di Jalur Gaza yang diblokade.
“Pengeboman biadab yang sedang berlangsung di Gaza telah menyebabkan lebih dari 10.000 warga Palestina mengungsi dan ratusan rumah hancur di seluruh wilayah,” ujar dia sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Maliki menyatakan bahwa “Israel” memusatkan perhatian pada serangan dengan segala cara, termasuk para penjajah, yang menggerebek rumah-rumah warga Palestina dan meneriakkan slogan “Matilah orang Arab”.
Dia mendesak Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB, Dewan Hak Asasi Manusia PBB, dan pengadilan internasional untuk bertindak.
Maliki juga meminta OKI untuk membentuk front internasional untuk mencegah kejahatan “Israel” dan eskalasi berbahaya.
Dia menekankan bahwa normalisasi dengan “Israel” berarti mendukung sistem rasis. Maliki menambahkan bahwa normalisasi dengan pemerintahan kolonis dan rasis tanpa mengakhiri pendudukan “Israel” di tanah Arab dan Palestina berarti mendukung rezim apartheid dan menjadi pihak yang terlibat dalam kejahatannya.
Pertemuan virtual luar biasa komite eksekutif OKI diadakan untuk membahas serangan “Israel” di Palestina. “Israel” telah menggempur Jalur Gaza dalam serangan udara sejak 10 Mei, menewaskan sedikitnya 197 orang, termasuk 34 wanita dan 58 anak-anak, serta melukai 1.235 orang lainnya.
Ketegangan menyebar dari Yerusalem Timur ke Gaza setelah kelompok perlawanan Palestina bersumpah untuk membalas serangan “Israel” di Masjid al-Aqsa dan Sheikh Jarrah.
“Israel” menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967 dan mencaplok seluruh kota pada 1980, langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
(fath/arrahmah.com)