BARCELONA (Arrahamah.com) – Pelaksanaan Ramadhan kali ini di Barcelona dilakukan dengan pembatasan dan protokol ketat Covid-19. Dengan adanya sejumlah larangan, Muslim di daerah tersebut tidak bisa merayakan Ramadhan seperti biasa.
Agar suasana Ramadhan tetap ramai dan khidmat, sebuah gereja Katolik menawarkan salah satu ruangan terbukanya untuk Muslim agar dapat berbuka bersama dan menjalankan ibadah.
Dilansir di France24, Selasa (3/5/2021), sekitar 50 hingga 60 Muslim setiap malam berduyung-duyun mengisi ruangan di Gereja Santa Anna. Mereka yang kebanyakan tuna wisma ini menyantap hidangan rumahan yang telah disiapkan oleh para relawan.
“Kita semua sama. Jika Anda Katolik atau dari agama lain dan saya Muslim, tidak apa-apa,” kata salah satu Muslim yang menghadiri buka bersama, Hafid Oubrahim.
Pria berusia 27 tahun dan keturunan Berber Maroko ini menyebut setiap manusia adalah saudara. Sudah selayaknya masing-masing pihak saling membantu.
Selama bulan Ramadhan, umat Islam tidak makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Berbuka puasa hanya dilakukan setelah matahari terbenam dengan makanan yang dikenal sebagai Ifthar.
Presiden Asosiasi Catalan untuk Wanita Maroko, Faouzia Chati, terbiasa mengatur pertemuan buka puasa di kota. Tetapi dengan adanya pembatasan, mereka berupaya mencari ruang alternatif dengan ventilasi yang baik dan ruang untuk menjaga jarak.
Dia lantas menemukan bantuan dari Pastor Peio Sanchez, rektor Santa Anna. Sang pastor melihat pertemuan berbagai agama sebagai lambang koeksistensi sipil.
“Orang-orang sangat senang umat Islam bisa berbuka puasa di gereja Katolik, karena agama berfungsi untuk mempersatukan dan bukan memisahkan,” kata Chati.
Selama kegiatan ini, Pastor Sanchez kerap memandangi seorang pria yang melantunkan adzan di bawah pohon jeruk di halaman tengah gereja.
“Meski dengan budaya yang berbeda, bahasa yang berbeda, agama yang berbeda, kami lebih mampu untuk duduk dan berbicara bersama daripada beberapa politisi,” kata pastor ini. (hanoum/arrahmah.com)