BATKEN (Arrahmah.com) – Kedua negara Asia Tengah, Kyrgyzstan dan Tajikistan, telah menyepakati gencatan senjata mulai Kamis (29/4/2021) pukul 17.00 waktu Yunani, laporan TASS mengutip Kementerian Luar Negeri Kyrgyzstan.
Gencatan senjata disepakati setelah bentrokan yang meletus antara kedua negara atas sumber daya air di perbatasan yang mengakibatkan dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
“Sebagai hasil dari pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Kyrgyzstan Ruslan Kazakbayev dan Tajikistan Shirodzhin Muhridin, dicapai kesepakatan tentang gencatan senjata lengkap (mulai pukul 17.00 waktu Yunani) dan penarikan pasukan militer dari titik konflik,” kata pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Kyrgyzstan.
Kyrgyzstan dan Tajikistan juga setuju untuk melakukan patroli bersama dan memantau situasi di zona perbatasan, kata pernyataan itu.
Sebelumnya, situasi di daerah Batken mulai memanas dari sejak Rabu (28/4).
Kabarnya, warga Tajikistan yang berada di Batken sengaja memasang kamera CCTV di sejumlah tiang listrik, dekat Bendungan Golovnaya, desa Kok-Tash, provinsi Khatlon.
Ternyata, pemasangan CCTV itu mendapat tentangan dari warga Kyrgyzstan yang juga berada di sekitar wilayah itu. Warga Kyrgyzstan ini mendesak para warga Tajikistan untuk segera melepas CCTV yang telah dipasang.
Desakan warga Kyrgyzstan rupanya tidak digubris oleh para warga Tajikistan. Bentrokan sipil pun terjadi. Warga Kyrgyzstan dan Tajikistan saling lempar batu, hingga pada akhirnya armada militer Kyrgyzstan dan Tajikistan terlibat.
Baik Kyrgyzstan maupun Tajikistan sebenarnya sudah terlibat konflik di wilayah perbatasan Batken sejak 1990, pasca runtuhnya negara komunis Uni Soviet.
Perang Kyrgyzstan-Tajikistan meletus sebagai akibat dari sengketa infrastruktur air, dalam hal ini Bendungan Golovnaya.
Lebih dari sepertiga wilayah perbatasan Kyrgyzstan-Tajikistan yang disengketakan, berada di sekitar Varoukh, daerah administratif yang secara de-facto masuk ke dalam teritorial Tajikistan. (hanoum/arrahmah.com)