UTTAR PRADESH (Arrahmah.com) – Raihanath, istri jurnalis Siddique Kappan yang ditangkap oleh polisi Uttar Pradesh pada Oktober 2020, menulis fakta perlakuan kejam atas suaminya kepada Ketua Mahkamah Agung India NV Ramana.
Dia mengatakan bahwa kondisi suaminya sedang kritis. Siddique Kappan yang saat ini ditahan si rumah sakit Mathura, Uttar Pradesh, dinyatakan positif mengidap virus Covid-19.
Malangnya, menurut surat Raihanath yang dilansir The News Minute (25/4/2021), Siddique Kappan diikat di ranjang rumah sakit dan tidak dapat mengambil makanan atau menggunakan toilet selama empat hari terakhir.
Raihanath dan Serikat Pekerja Kerala (KUWJ) telah meminta CJI untuk segera memindahkannya dari RS KM Medical College and Hospital Mathura ke AIIMS (All India Institute Of Medical Sciences) atau Rumah Sakit Safdarjung di New Delhi.
Mereka juga telah mengajukan petisi di Mahkamah Agung pada 22 April lalu. Namun belum ada respon baik dari pemerintah India.
Siddique Kappan ditangkap oleh polisi Uttar Pradesh pada 5 Oktober 2020, ketika dia dalam perjalanan ke Hathras untuk bertemu keluarga wanita yang diperkosa oleh empat pria dari kasta dominan di wilayah itu.
Dia didakwa dengan UAPA dengan tuduhan memiliki hubungan dengan Front Populer India (PFI) yang gencar melawan UUPA yang sangat rasialis.
Pada 20 April, Siddique Kappan dilaporkan pingsan di dalam penjara dan menderita luka-luka. Keesokan harinya dia didiagnosis positif Covid-19 dan kemudian dibawa ke RS Medical College and Hospital di Mathura.
Tetapi istrinya Raihanath menuduh bahwa dia tidak dirawat secara manusiawi di rumah sakit.
“Kappan dirantai seperti binatang di ranjang Medical College Hospital, Mathura, tanpa bisa bergerak, dan dia tidak bisa mengambil makanan atau pergi ke toilet selama lebih dari empat hari. Jika langkah korektif tidak segera diambil, itu akan mengakibatkan kematiannya sebelum waktunya,” tulisnya dalam surat yang diserahkan ke CJI oleh advokat Wills Mathews.
Kepada The News Minute, Raihanath mengatakan bahwa kondisi kesehatan Kappan semakin memburuk meski di dalam penjara.
“Selama beberapa hari terakhir ini, dia mengalami demam dan tidak dapat mengambil makanan yang disediakan oleh penjara. Bisa jadi karena inilah dia akhirnya pingsan di penjara. Namun kini, kondisinya semakin parah. Karena dia mengalami luka di wajah dan kepalanya. Mereka memberinya botol untuk buang air kecil, ”kata Raihanath.
Dia juga menuduh petugas penjara tidak memberi tahu keluarganya tentang kondisinya. “Saya hanya bisa berbicara dengannya selama dua menit pada hari Sabtu. Saat itulah saya mengetahui tentang kondisinya. Saya bahkan tidak tahu apakah dia ada di bangsal atau unit perawatan intensif (ICU). Sebelum saya sempat bertanya apa-apa, teleponnya diakhiri,” kata Raihanath. (hanoum/arrahmah.com)