WASHINGTON (Arrahmah.com) – Untuk melindungi pasukan Amerika Serikat (AS) yang akan mundur dari Afghanistan, Pentagon kumpulkan 650 tentara dalam beberapa hari mendatang, menurut beberapa pejabat pertahanan.
Pengerahan itu disetujui oleh Menteri Pertahanan Lloyd Austin akhir pekan lalu sebagai bagian dari paket militer yang dikirim ke negara itu untuk memfasilitasi penarikan pasukan AS, yang akan selesai pada 11 September.
Dilansir CNN (26/4/2021), semua peralatan untuk ke 650 tentara sudah dikemas dan dikirim ke Afghanistan, menurut tiga pejabat pertahanan.
Austin juga menyetujui untuk memperpanjang penempatan kapal induk USS Dwight D. Eisenhower serta pembom B-52 ke wilayah tersebut untuk melakukan serangan udara jika diperlukan mengingat tingkat ancaman Taliban untuk menyerang pasukan AS.
Pasukan Rangers yang berpotensi menghadapi risiko terbesar di lapangan saat pindah, kemungkinan besar akan menjadi yang pertama dipindahkan, menurut beberapa pejabat.
“Semua pasukan kami sekarang bersiap untuk mundur. Secara resmi tanggal pemberitahuan akan diberiakan pada Mei,” kata perwakilan militer AS kepada wartawan ketika ditanya pada konferensi pers di Kabul.
Presiden Joe Biden mengumumkan keputusannya untuk mengakhiri perang terpanjang di Amerika awal bulan ini, dengan alasan bahwa konflik selama beberapa dekade tidak lagi sejalan dengan prioritas Amerika.
Batas waktu penarikan pasukan yang ditetapkan Presiden adalah mutlak, tidak ada potensi perpanjangan waktu karena kondisi di lapangan yang semakin memburuk.
Para pejabat mengatakan bahwa setelah penarikan dimulai 1 Mei, akan ada upaya untuk memindahkan pasukan dan peralatan konvensional secepat mungkin jika peralatan itu tidak diserahkan ke pasukan Afghanistan atau dihancurkan di tempat
Pekan lalu, jenderal senior AS yang bertanggung jawab atas pasukan AS di Timur Tengah menjelaskan bahwa AS bermaksud untuk mempertahankan pengaruh militer dan kemampuan untuk melakukan serangan udara di Afghanistan setelah pasukan Amerika dan NATO ditarik.
Jenderal Frank McKenzie, komandan Komando Pusat AS, yang mencakup Timur Tengah dan Afghanistan, mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa perencana militer sedang mencari cara untuk melanjutkan operasi di negara itu setelah penarikan.
Ia mengatakan AS ingin bisa melakukan misi kontra terorisme, setidaknya dari udara melalui penggunaan pesawat berawak dan tak berawak, serta melakukan pengintaian dan pengintaian. (hanoum/arrahmah.com)