ANKARA (Arrahmah.com) – Kepala pemerintahan Turki, Tayyip Erdogan berencana untuk mengunjungi Jalur Gaza, Palestina, jika Israel sampai 27 Juli tidak memberikan permintaan maaf resmi untuk ankara untuk serangan pada Mei tahun lalu terhadap kapal bantuan internasional Mavi Marmara, di mana 9 warga Turki tewas dalamserangan brutal Israel.
“Kunjungan Erdogan ke Gaza akan menimbulkan krisis baru dalam hubungan Turki dengan Israel,” ujar harian Radikal melaporkan tentang posisi pengetatan Ankara terhadap Tel Aviv, mengutip sumber diplomatik.
Hubungan antara Turki dan Israel yang baru-baru ini bekerjasama dalam bidang militer-politik, memburuk tajam setelah serangan 31 Mei yang dilakukan oleh militer Zionis pada “Armada Kebebasan” yang menuju Gaza dengan membawa bantuan kemanusiaan.
Setelah serangan tersebut, Ankara mengumumkan akan meninjau ulang hubungannya dengan Tel Aviv, mereka juga menarik duta besarnya dan Erdogan berulang kali mengatakan Israel telah melakukan tindak terorisme dan menuntut permintaan maaf resmi dan kompensasi kepada keluarga korban.
Seorang diplomat senior Turki seperti dikutip Radikal, mengatakan bahwa Israel menyadari situasi serius saat ini. Ia juga mengatakan bahwa optimis Israel akan meminta maaf seblum 27 Juli mendatang.
Kementrian Luar Negeri Turki menolak memberikan komentar terhadap laporan Radikal. (haninmazaya/arrahmah.com)