BERLIN (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp Karrenbauer mengatakan Berlin akan mengikuti rencana Amerika Serikat (AS) menarik pasukan dari Afghanistan.
Ia menambahkan dirinya mengharapkan NATO akan secepatnya mengambil keputusan terhadap efek penarikan ini setelah sesi khusus aliansi pada Rabu (14/4) malam.
Menurut pejabat senior di Washington, Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan penarikan penuh AS dari Afghanistan pada 11 September pada Rabu waktu setempat.
Pengumuman itu akan menutup buku tentang perang terpanjang di AS, meskipun para kritikus memperingatkan bahwa perdamaian sama sekali tidak terjamin setelah dua dekade pertempuran.
Menteri Luar Negeri dan Pertahanan NATO akan membahas masalah ini pada pertemuan video di sore hari, yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan dengan Menteri Pertahanan dan Luar Negeri AS yang hadir di markas besar aliansi militer itu di Brussel.
“Kami selalu mengatakan kami akan pergi bersama, dan kami akan pergi bersama,” kata Kramp Karrenbauer kepada stasiun TV publik Jerman ARD.
“Saya mendukung penarikan yang tertib, dan saya mengharapkan kita untuk memutuskan ini hari ini (di NATO),” imbuhnya.
“Ini juga berarti Jerman, sebagai bagian dari NATO, akan menyinkronkan rencana penarikannya dengan Amerika Serikat,” tegasnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/4).
Dengan sekitar 1.000 tentara, Jerman memiliki kontingen terbesar kedua yang dikerahkan ke Afghanistan setelah AS.
Keputusan Biden, jika dikonfirmasi, akan melewati tenggat waktu 1 Mei untuk penarikan pasukan yang disepakati dengan Taliban oleh pemerintahan Donald Trump.
Dalam pernyataan bulan lalu, Taliban mengancam melanjutkan permusuhan terhadap pasukan asing di Afghanistan jika mereka tidak memenuhi tenggat waktu 1 Mei.
Tetapi AS masih akan menetapkan tanggal jangka pendek untuk penarikan pasukan, yang berpotensi meredakan kekhawatiran Taliban bahwa Biden akan menunda proses tersebut.
Batas waktu 1 Mei sudah mulai tampak semakin kecil kemungkinannya dalam beberapa pekan terakhir, mengingat kurangnya persiapan di lapangan untuk memastikan hal itu dapat dilakukan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. (hanoum/arrahmah.com)