LJUBLJANA (Arrahmah.com) – Masjid pertama di Slovenia dibuka di Ibu Kota Ljubljana pada awal Februari 2021 setelah berhasil melewati hambatan finansial dan perlawanan dari kelompok sayap kanan, 50 tahun setelah proses pembangunan dimulai.
Para penentang pendirian masjid itu, termasuk mereka yang mengkritik kucuran dana dari Qatar, berulang kali menghalangi pembangunan rumah ibadah tersebut. Kepala dan darah babi beberapa kali diletakkan di lokasi pembangunan.
Pemimpin komunitas muslim Slovenia Mufti Nedzad Grabus mengatakan pembukaan masjid itu sebagai titik balik dalam hidup mereka.
“Slovenia merupakan negara pecahan Yugoslavia terakhir yang memiliki masjid. Hal itu menjadikan Ljubljana sebagai sebuah ibu kota, bukan hanya kota provinsi di tepi dunia,” ujarnya sebagaimana dilansir AFP.
Umat muslim di negara mayoritas Katolik itu pertama kali mengajukan permintaan untuk membangun masjid pada akhir 1960-an ketika Slovenia masih menjadi bagian dari Yugoslavia yang komunis.
Kelompok masyarakat itu akhirnya menerima izin membangun masjid pada15 tahun lalu namun mendapat penolakan dari politisi dan kelompok sayap kanan serta masalah finansial.
Pembangunan yang dimulai pada 2013 memakan biaya sebesar 34 juta euro dengan 28 juta euro berasal dari sumbangan pemerintah Qatar. Berada di kawasan industri Ljubljana, masjid yang bisa menampung 1.400 jemaah itu merupakan bangunan utama dari enam bangunan Pusat Budaya Islam.
Pusat budaya itu juga mencakup lembaga pendidikan yang mencakup perpustakaan, restoran, lapangan basket, rumah untuk ulama, serta minaret setinggi 40 meter.
(*/Arrahmah.com)