BEIJING (Arrahmah.com) – Setidakya tiga artis Tiongkok membatalkan kerja sama mereka dengan salah satu merek pakaian terkenal asal Jerman, Hugo Boss, karena mendukung praktik kerja paksa yang dilakukan pemerintah Cina di Xinjiang kepada Muslim Uighur dan minoritas Muslim lainnya.
Tidak hanya dari kalangan artis, sebagian besar rakyat Tiongkok yang mengecam kerja paksa di Xinjiang juga memboikot Hugo Boss.
Salah seorang artis yang mengumumkan pembatalan kerja sama dengan Hugo Boss adalah aktor dan penyanyi Li Yifeng. Melalui media sosial Weibo Li Yifeng mengatakan bahwa dia hanya akan bekerjasama dengan merek yang secara khusus mendukung dan membeli kapas dari negara di luar Cina.
Sebelumnya, pada Kamis (25/3/2021), Hugo Boss melalui akun Weibo menyatakan “akan terus membeli dan mendukung kapas Xinjiang. Namun, pada Jumat (26/3) pihak Hugo Boss menyatakan bahwa postingan tersebut bukan postingan resmi dan telah dihapus.
Pada Sabtu (27/3), Hugo Boss membuat pernyataan baru dengan mengatakan bahwa mereka menghargai hubungan jangka panjang dengan semua mitra di Cina.
Netizen Cina pun geram terhadap Hugo Boss dan mengatakan bahwa mereka tersebut “bermuka dua”. Lebih lanjut, para netizen menyerukan boikot terhadap merek pakaian asal Jerman tersebut.
“Orang bermuka dua adalah yang paling menjijikkan. Saya akan memboikot Anda selamanya,” tulis salah satu netizen di Weibo.
Aktivis HAM dan pakar PBB menyatakan bahwa Cina telah melakukan penahanan massal, penyiksaan, kerja paksa dan sterilisasi terhadap Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.
Atas pelanggaran HAM tersebut, AS dan negara-negara barat lainnya telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat Cina.
New Balance, Under Armour, Tommy Hilfiger dan Converse, yang dimiliki oleh Nike, merupakan beberapa perusahaan yang menolak untuk menggunakan kapas asal Xinjiang, Cina karena dugaan kerja paksa. (rafa/arrahmah.com)