(Arrahmah.com) – Dari 10 sahabat yang mendapatkan jaminan surga, nama Utsman bin Affan tidak bisa dilepaskan begitu saja. Utsman tercatat sebagai empat laki-laki awal yang memeluk agama Islam dan mengikuti semua ajaran Rasulullah SAW. Utsman berasal dari Bani Ummayah dan dikenal sebagai salah satu keluarga terpandang di kalangan kaum Quraisy. Selain itu, Utsman dikenal sebagai hartawan dan pengusaha sukses dari Makkah pada saat itu.
Selepas wafatnya Umar bin Khathab, berdasarkan musyawarah para sahabat, Utsman terpilih sebagai pengganti Umar sebagai khalifah. Salah satu pencapaian Utsman saat menjadi khalifah adalah pembukuan Alquran. Selain terkenal karena kedermawanannya, Utsman juga dikenal memiliki kemampuan berbahasa dan kefasihan. Dua sifat inilah yang nampaknya turun ke putri beliau, Aisyah binti Utsman bin Affan.
Di kalangan tabi’in, Aisyah binti Utsman bin Affan dikenal sebagai ahli pidato, menguasai ilmu bahasa, dan kefasihan. Tidak hanya itu, Aisyah dikenal sebagai sosok dermawan, yang tidak segan-segan memberikan hartanya untuk kepentingan dakwah Islam. Aisyah lahir pada akhir masa-masa kenabian, atau sekitar tahun 623 Masehi, dan pada awal-awal masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Aisyah lahir dari rahim ibu bernama Ramlah binti Syaibah.
Utsman bin Affan mempersunting Ramlah binti Syaibah pasca-Perang Badar. Ramlah kehilangan ayah dan kedua saudara laki-lakinya di peperangan besar pertama antara umat Islam dan kaum kafir Quraisy tersebut. Namun, Ramlah tidak menaruh dendam kepada kaum Muslimin. Ramlah justru tergerak hatinya untuk memeluk agama Islam lantaran melihat perlakuan kaum Muslimin terhadap kaum kafir Quraisy.
Kerelaan Ramlah untuk meninggalkan agama nenek moyang dan akhirnya memeluk Islam inilah yang membuat Utsman bin Affan akhirnya menikahi Ramlah. Lewat bimbingan Utsman dan Ramlah ini, Aisyah binti Utsman dibesarkan. Aisyah tumbuh menjadi Muslimah yang cerdas dan ahli ibadah. Bahkan, Aisyah dipandang sebagai sosok wanita terkemuka di kalangan tabi’in dan umat Islam pada saat itu.
Dia dikenal sebagai ahli pidato di antara wanita Muslim pada saat itu. Para ahli pidato yang terkenal saat itu, seperti Sahban Wail, Qus, dan Aktsam, pun mengakui kefasihan Aisyah dalam menyusun dan menyampaikan berbagai materi dalam ceramahnya. Kemampuan ini pun menunjukkan keluasan ilmu dan kecerdasan yang dimiliki oleh Aisyah binti Utsman.
Selain itu, Aisyah memiliki kedermawanan dan kasih sayang terhadap anak-anak. Aisyah disebut memiliki sejumlah anak angkat, yaitu anak yang berasal dari mantan budak ibunya. Aisyah pun mendidik anak-anak angkat itu selayaknya putra-putrinya sendiri. Menikah dengan Marwan ibn Al Hakam, Aisyah memiliki putri bernama Ummu binti Marwan.
Mewarisi harta yang melimpah dari sang ayah, Aisyah binti Utsman tidak ragu-ragu untuk menyedekahkan hartanya. Memang, sepeninggal sang ayah, Aisyah mewarisi begitu banyak harta. Namun, dia tidak memilih untuk memiliki harta tersebut sepenuhnya. Dia lebih memilih untuk terus menyedekahkan harta yang dimilikinya di jalan Islam.
Namun, petaka pun datang saat Utsman bin Affan terbunuh dalam suatu upaya pemberontakan terhadap kekhalifahan yang sah. Mendapati ayahnya telah terbunuh dan posisi khalifah digantikan oleh Ali bin Abi Thalib, Aisyah menerima semua itu dengan tabah. Dia berkata, “Sesungguhnya kita ini milik Allah dan hanya kepada-Nya, kita akan kembali. Dirinya (Utsman bin Affan) telah meninggal dengan darah yang mengalir di haram (tempat yang dimuliakan) Rasulullah SAW.”
Selain memiliki sifat kedermawanan dan kecerdasan, Aisyah juga disebut memiliki wajah yang cantik. Kecantikan wajah Aisyah binti Utsman ini pun dikabarkan oleh seorang wanita yang hidup sezaman dengannya, Azzah al-Mila. Dia berkata,”Demi Allah, aku tidak pernah melihat penampilan Aisyah binti Utsman dimiliki oleh wanita mana pun. Tampaknya, dia benar-benar tidak memiliki aib sedikit pun.”
Sumber: Republika
(*/Arrahmah.com)