(Arrahmah.com) – Allah menyediakan waktu tidur sebagai masa istirahat untuk tubuh dan jiwa. Selama tidur, kesadaran dan kemauan seseorang akan terhalang, tubuhnya diam tetapi dapat memberikan respons jika ada gangguan dari luar. Karena itulah tidur disebut sebagai kematian kecil, di saat seseorang tidur ia terpisah dari keadaan di sekelilingnya bagaikan orang yang mati.
Allah berfirman,
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖفَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Az-Zumar: 42).
Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan ayat ini, “Allah yang mengatur segala sesuatu sekehendak Allah. Allah mematikan manusia dengan wafat kubra (kematian besar) dengan melepaskan nyawanya dari badan. Allah juga mematikan manusia (sementara) dengan wafat sugra (kematian kecil) ketika tidur.
Dalam Surah Al-An’am ayat 60-61 disebutkan,
“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.”
Allah mengangkat roh seseorang ketika dia mati dan ketika tidur. Maka di tanganNya, roh orang yang ditakdirkan mati dan dikembalikan roh orang yang tidur sampai ajal tertentu.
Dr. Abdul Basith Muhammad al-Sayyid mengatakan, “Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan kepada kita tiga keadaan jiwa atau ruh, yaitu jiwa yang dimatikan, jiwa yang digenggam dan jiwa yang diutus atau dilepaskan. Dalam keadaan tidur dan dalam keadaan mati, jiwa dimatikan oleh Allah. Pada orang yang mati, jiwanya digenggam dan tidak dikembalikan ke tubuhnya, sementara pada orang yang tidur, jiwanya dikembalikan lagi ke tubuhnya hingga datang waktu kematiaannya.”
Karenanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa sebelum tidur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian menghampiri tempat tidurnya (akan tidur), hendaklah mengibaskannya dengan ujung sarungnya (kainnya), karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Kemudian ia membaca,
بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبي ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا ، وَإنْ أَرْسَلْتَهَا ، فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
Bismika robbi wadho’tu jambii, wa bika arfa’uh, fa-in amsakta nafsii farhamhaa, wa in arsaltahaa fahfazh-haa bimaa tahfazh bihi ‘ibaadakash shoolihiin.
Dengan nama Engkau, wahai Rabbku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan namaMu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Namun, apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah (dari kejahatan setan dan kejelekan dunia), sebagaimana Engkau memelihara hamba-hambaMu yang saleh.” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari dan Muslim).
Adab, Sunah dan Doa Bangun Tidur
(1). Mengusap muka
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahwa beliau pernah menginap di rumah bibinya, Maimunah Radhiyallahu ‘anha, saah satu istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kata Ibnu Abbas,
حَتَّى إِذَا انْتَصَفَ اللَّيْلُ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ
Kemudian ketika sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun, kemudian beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada di wajahnya dengan tangannya. (HR. Ahmad, Bukhari, Nasai dan yang lainnya).
(2). Membaca doa bangun tidur
Nabi Shallallahu’alaihi wasallam ketika bangun tidur beliau membaca
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
Alhamdulillahi-ladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihi-nusyur.
Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan. (HR. Bukhari).
Atau bisa pula dengan membaca doa,
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ عَافَانِيْ فِيْ جَسَدِيْ، وَرَدَّ عَلَيَّ رُوْحِيْ، وَأَذِنَ لِيْ بِذِكْرِهِ
Alhamdullillahilladzi afaaniy fii jasadiy, wa rodda alayya ruhiy, wa adzina lii bi dzikrih.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesehatan pada jasadku dan telah mengembalikan ruhku serta mengizinkanku untuk berdzikir kepada-Nya. (HR. Tirmidzi).
Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam terbangun di tengah malam, maka beliau beristighfar dan berdoa.
Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; beliau bersabda, “Barang siapa yang terbangun dari tidurnya pada malam hari, kemudian dia mengucapkan,
‘La ilaha illallah wahdahu la syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syay-in qadir, alhamdulillah wa subhanallah wa la ilaha illallah wallahu akbar, wa la hawla wa la quwwata illa billah‘ kemudian dia berkata, ‘Ya Allah, ampunilah aku’ atau dia memanjatkan doa, maka hal tersebut (istigfar maupun doa itu) akan dikabulkan. Kemudian jika dia berwudhu lalu mendirikan salat, salatnya tersebut akan diterima (di sisi Allah). (Hadits Riwayat Bukhari, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
(3). Membaca 10 ayat terakhir surat Ali Imran
Ibnu Abbas berkata, “Beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuknya yang ada di wajahnya dengan tangannya. Kemudian beliau membaca 10 ayat terakhir surat Ali Imran.” (HR. Bukhari).
(4). Mencuci Tangan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’Anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila kalian bangun tidur maka janganlah dia mencelupkan tangannya ke dalam wadah sebelum dia mencucinya 3 kali, karena dia tidak mengetahui di mana tangannya semalam berada.” (HR. Bukhari dan Muslim).
(5). Membersihkan Hidung
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’Anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Apabila kalian bangun tidur maka bersihkan bagian dalam hidung tiga kali karena setan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
(6). Bersiwak atau Menggosok Gigi
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bangun maka beliau membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
(7). Berwudhu
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’Anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang di antara kalian ketika sedang tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatannya ia mengatakan, “Malammu masih panjang, teruslah tidur”. Maka jika orang tersebut bangun, kemudian ia berzikir kepada Allah, terbukalah satu ikatan. Kemudian jika ia berwudu terbukalah satu ikatan lagi. Kemudian jika ia salat maka terbukalah seluruh ikatan. Sehingga ia pun bangun dalam keadaan bersemangat dan baik jiwanya. Namun jika tidak melakukan demikian, maka ia biasanya akan bangun dalam keadaan buruk jiwanya dan malas.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Masya Allah. Betapa indahnya Islam menuntun umatnya untuk selalu dalam kebaikan. Semoga kita semua dapat mengikuti adab dan tuntunan setelah bangun tidur mengikuti sunah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sumber: umrotix
(*/Arrahmah.com)