MOSKOW (Arrahmah.com) – Taliban bersumpah akan menegakan pemerintahan Islam dan memperingatkan Washington agar tidak melanggar batas waktu 1 Mei 2021 terkait penarikan pasukan Amerika dan NATO dari Afghanistan, Jumat (19/3/2021).
Sebagaimana dilansir VOA (19/3), ancaman Taliban ini dikeluarkan dalam sebuah konferensi pers di Moskow, sehari setelah pertemuan negosiator Afghanistan dan pengamat internasional sebagai upaya mengakhiri perang selama beberapa dekade di Afghanistan.
“Mereka harus pergi,” kata Suhail Shaheen, seorang anggota tim perunding Taliban, kepada sejumlah wartawan sekaligus memperingatkan bahwa melewati 1 Mei 2021 akan melanggar kesepakatan. “Setelah 1 Mei, itu akan berarti semacam pelanggaran perjanjian. Pelanggaran itu bukan dari pihak kita. … Jika mereka melanggar, akan mendapatkan akibat.”
Suhail tidak merinci bentuk reaksi apa yang akan diambil, tetapi sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani pada Februari 2020, Taliban belum menyerang pasukan AS atau NATO, bahkan ketika pengeboman yang tidak diklaim dan beberapa pembunuhan yang ditarget mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.
Suhail juga kembali menegaskan bahwa Taliban serius atas tuntutan mereka tentang pemerintahan Islam. Shaheen tidak merinci seperti apa pemerintah Islam itu.
Selain itu, dia tidak mengatakan apakah Taliban akan menerima hasil pemilu, namun menekankan bahwa pemerintahan Presiden Ashraf Ghani tidak akan sesuai dengan definisi mereka terhadap pemerintahan Islam.
Pemerintahan Presiden Joe Biden sendiri mengatakan sedang meninjau perjanjian yang ditandatangani Taliban dengan pemerintahan Trump. Kepada ABC, Biden mengatakan dalam sebuah wawancara Rabu lalu bahwa tenggat waktu 1 Mei “bisa saja terjadi, namun itu sulit.” (Hanoum/Arrahmah.com)