BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Satu keluarga guru ngaji di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh dibantai orang tak dikenal. Satu orang meninggal di tempat dengan kondisi bersimbah darah. Korban meninggal di tempat yakni Ramlah (35). Dia mengalami luka bacok di sebagian dada.
Sementara suami korban dan dua orang putrinya, Zafra (14) dan Alifah (13) dilarikan ke rumah untuk perawatan intensif.
Mereka juga mengalami luka bacok di sebagian tubuh. Pembantaian sekeluarga ini terjadi di Desa Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, pada Jumat pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
Salah satu saksi, Yuli mengatakan, kerabat korban dan masyarakat sekitar datang untuk melihat kondisi pembantaian keluarga. Mereka pun meminta polisi agar segera menangkap pelaku.
Salah satu saksi, Yuli mengatakan, kerabat korban dan masyarakat sekitar datang untuk melihat kondisi pembantaian keluarga. Mereka pun meminta polisi agar segera menangkap pelaku.
“Saya lihat korban lari sambil memintai pertolongan kepada warga sekitar. Sayang tak lama kemudian korban pun tersungkur ke tanah dan meninggal,” katanya.
Sementara Kepala Desa Lamjabat, Agusni mengatakan, korban merupakan guru ngaji di rumahnya. Saat kejadian, korban sempat memintai pertolongan sebelum meninggal dunia.
“Saya menduga pelaku ingin menghabisi satu keluarga. Tapi, karena Nafiz sudah berhasil keluar dari rumah dam minta tolong warga, sehingga tersangka pun keluar,” sebut Allta Zaini, salah satu keluarga korban.
Isu yang berkembang di masyarakat mengapa pelaku tega menghabisi nyawa Ramlah yang selama ini warga tahui antara pelaku dan korban yang masih ada hubungan saudara itu baik-baik saja.
Tidak ada permasalahan apapun yang terlihat sepintas oleh warga. Lalu, kesehariannya pelaku juga terlihat normal, tidak ada prilaku atau gejala yang menunjukkan ada gangguan psikologis.
Sehingga ada dugaan pembunuhan sadis yang tega dilakukan oleh tersangka, termasuk menikam anak korban Nafiz dan Alifah, sepupunya dilatarbelakangi tersangka dalam penguasaan narkoba saat melancarkan aksi brutalnya itu.
Sementara itu, Kapolresta Banda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto SIK, melalui Kasat Reskrim AKP M Ryan Citra Yudha SIK, yang dihubungi Serambinews.com, Sabtu (6/3/2021) mengatakan dari hasil tes urine tersangka yang dilakukan Jumat (5/3/2021) malam negatif.
“Hasil tes urinenya negatif,” kata AKP M Ryan.
Untuk motif penikaman yang berakibat meninggalnya korban, menurut Kasat Reskrim Polresta ini juga belum diketahui. Lalu, untuk sejumlah saksi-saksi sudah dimintai keterangannya.
“Kalau sudah ada titik terang, apa motif dari kasus ini, kami akan segera sampaikan kepada rekan-rekan media, termasuk bagaimana kronologis kejadiannya,” pungkas AKP Ryan, lansir Tribunnews.
(ameera/arrahmah.com)