IRAK (Arrahmah.com) – Pembunuhan pemimpin tinggi militan Islamic State (ISIS) di Irak baru-baru ini tidak boleh dilihat sebagai tanda bahwa kelompok ini sudah hancur, justru mereka dalam beberapa bulan ini mendapat anggota baru dan meningkatkan serangannya di Irak, ujar seorang pejabat senior milisi Kurdi Irak.
Pejabat Amerika Serikat (AS), pekan lalu telah menyatakan bahwa serangan udara koalisi internasional berhasil menewaskan Jabbar Salman Ali Farhan al Issawi, atau dikenal Abu Yasser. Dia dilaporkan telah memimpin pemberontakan ISIS di Irak sejak 2017.
Walaupun Abu Yasser telah tewas, Sarbast Lazgin, wakil menteri milisi Peshmerga Kurdi Irak, sebagaimana dilansir Voice of America (7/2/2021), mengatakan kelompok militan itu meningkatkan aktivitasnya dan sangat berbahaya, sementara Baghdad dan Pemerintah Regional Kurdistan (KRG) masih sibuk dengan daerah yang disengketan mereka.
Dalam wawancara telepon dengan VOA, Lazgin mengatakan para jihadis sudah mengeksploitasi kekosongan keamanan di daerah itu.
Walaupun mengakui bahwa tujuan ISIS kini tidak seambisius pada tahun 2014, Lazgin mengatakan, kelompok itu baru-baru ini menunjukkan kemampuan melakukan serangan yang lebih mematikan dan terencana dengan baik.
“Mereka sekarang melakukan operasi yang berskala lebih besar,” ujarnya. “Mereka sekarang menyerang pos dan unit militer.”
Bulan lalu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua serangan bunuh diri yang menarget pasar yang sibuk di ibu kota Irak, Baghdad.
Sebelumnya, ISIS juga menarget kubu milisi Syiah yang didukung Iran, menewaskan sedikitnya 16 milisi termasuk komandan mereka. (Hanoum/Arrahmah.com)