KABUL (Arrahmah.com) – Mujahidin mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan adik kandung Presiden Hamid Karzai pada hari Selasa (12/7/2011), dan menyebutnya “Salah satu prestasi terbesar dalam perang yang berlangsung hampir satu dekade.”
Juru bicara mujahidin, Usuf Ahmadi, kepada AFP melalui telepon menyatakan bahwa menugaskan salah seorang mujahid yang pandai menembak untuk membunuh Ahmed Wali Karzai, tokoh yang sangat kuat dan kontroversial di selatan Afghanistan.
Seorang pejabat senior dalam badan intelijen Afghanistan mengatakan Wali Karzai ditembak mati di rumahnya oleh salah seorang teman lamanya bernama “Sardar Muhammad” yang kemudian dibunuh oleh pengawal keamanan setelah pembunuhan itu terjadi.
“Ini adalah salah satu prestasi terbesar sejak operasi dimulai. Kami menugaskan Sardar Muhammad untuk membunuhnya dan Sardar Muhammad pun syahid,” kata Ahmadi.
Sementara itu, keluarga Wali Karzai yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa Wali Karzai dibunuh oleh pengawalnya sendiri saat menjamu tamu di rumah.
Seorang pejabat kesehatan, juga berbicara dengan syarat anonim, mengkonfirmasi bahwa Wali Karzai telah ditembak hingga tewas.
Pembunuhan itu terjadi saat Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, dalam kunjungan mendadak ke Afghanistan di mana ia mengumumkan penarikan 1.000 tentara salibis Perancis pada akhir tahun depan.
Wali Karzai, yang menjabat sebagai kepala dewan provinsi Kandahar, telah lama menjadi seorang tokoh yang sangat kontroversial di Afghanistan. Ia terlibat dengan perdagangan opium di Afghanistan dan menguntungkan perusahaan-perusahaan keamanan swasta.
Dalam salah satu dokumen yang dibocorkan WikiLeaks akhir tahun lalu, Wali Karzai digambarkan pedagang obat-obatan terlarang yang sangat korup, yang sengaja dipelihara dan dibiarkan oleh Barat. (althaf/arrahmah.com)