MOSKOW (Arrahmah.com) – Polisi anti-huru hara menahan lebih dari 5.000 orang pasca membubarkan aksi demonstrasi pendukung musuh politik Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny, di seluruh Rusia pada Ahad (31/1/2021).
Polisi memberlakukan penguncian keamanan besar-besaran di jantung kota Moskow, menutup jalan-jalan untuk pejalan kaki di dekat Kremlin, menutup stasiun metro, dan mengerahkan ratusan polisi antihuru-hara saat salju turun.
Pada satu titik, pengunjuk rasa berjalan menuju penjara di Moskow utara tempat Navalny ditahan. Mereka berteriak, “Bebaskan dia!”
Setelah itu, banyak orang mengangkat tangan di atas kepala di depan barisan polisi anti-huru hara dan berteriak, “kami bukan musuhmu.”
Navalny (44) ditangkap pada 17 Januari setibanya di Moskow dari Jerman di mana dia telah pulih dari keracunan racun saraf musim panas lalu.
Dia menuduh Putin memerintahkan pembunuhan terhadapnya. Namun, kantor kepresidenan Rusia alias Kremlin membantah tuduhan itu.
Kepulangannya ke Moskow sendiri menimbulkan tantangan bagi Putin yang telah mendominasi perpolitikan Rusia selama lebih dari dua dekade.
Yulia, seorang pengunjuk rasa berusia 40 tahun di Moskow, mengatakan dia telah bergabung dengan pengunjuk rasa meskipun dia tahu dampaknya jika ambil bagian.
“Saya mengerti bahwa saya hidup di dalam negara tanpa hukum. Di negara polisi, tanpa pengadilan independen. Di negara yang dikuasai korupsi. Saya ingin hidup berbeda,” kata Yulia, sebagaimana dilansir Reuters (1/2).
Polisi mengatakan, pengunjuk rasa dapat menghadapi tuntutan pidana karena menghadiri atau menyerukan demonstrasi yang tidak sah dan memperingatkan mereka dapat menyebarkan Covid-19.
Sekutu Navalny menggunakan media sosial untuk berulang kali mengubah lokasi unjuk rasa, menyebarkan massa di berbagai bagian Moskow, dan mempersulit pembubaran oleh polisi.
Di St Petersburg dan Moskow, polisi menggunakan kekerasan untuk menahan pengunjuk rasa dan kadang-kadang terlihat menggunakan alat kejut listrik. Ada seorang pengunjuk rasa yang kepalanya berlumuran darah dan diperban.
Setidaknya 5.021 orang ditahan di seluruh Rusia, termasuk 1.608 orang di Moskow, menurut OVD-Info, sebuah kelompok pemantau aksi demonstrasi.
Istri Alexei Navalny, Yulia Navalnaya, termasuk di antara mereka yang ditahan. Dia kemudian dibebaskan.
“Jika kita tetap diam, maka mereka bisa datang untuk kita besok,” tulis Yulia Navalnaya di Instagram sebelum bergabung dengan aksi protes. (Hanoum/Arrahmah.com)