JAKARTA (Arrahmah.com) – Sistem demokrasi di Indonesia tak tergantikan meski rezim pemerintahan terus berganti, demikian yang diungkpan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Di dalam Konstitusi Indonesia, gagasan demokrasi tidak pernah tergantikan, walaupun konstitusi dan rezim pemerintahan telah beberapa kali mengalami perubahan,” kata SBY saat menyampaikan pidato kunci dalam Simposium Internasional tentang Negara Demokrasi Konstitusional, di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/7/2011).
Menurut SBY, demokrasi adalah sistem pengelolaan negara yang telah dipilih sejak Indonesia berdiri. Dengan demikian, demokrasi dengan segenap nilai luhur dan nilai universalnya, telah melekat sepanjang sejarah rakyat dan bangsa ini.
SBY berpendapat, demokrasi adalah pilihan terbaik untuk mengelola sebuah negara saat ini. Namun demikian, pelaksanaan demokrasi harus berdasarkan konstitusi, sehingga menjadi demokrasi konstitusional.
Demokrasi di Indonesia, selain seiring dan sejalan dengan modernitas, juga didasarkan atas falsafah Pancasila yang menjadi pondasi negara. Untuk mencapai sebuah negara demokrasi yang matang, pihak yang memerintah harus berhubungan baik dengan pihak yang beroposisi.
“Kematangan sebuah demokrasi juga ditandai oleh hubungan yang sehat antara pihak yang berkuasa atau yang memerintah dengan yang beroposisi,” kata SBY.
Pertanyaannya, kalau memang demokrasi adalah sistem terbaik bagi bangsa ini kenapa permasalahan yang terjadi bukannya selesei tetapi malah bertambah rumit. Undang-undang yang diganti tiap tahun atas dasar yang tidak jelas membuat penyeleseian permasalahan bangsa terus menggantung. (ans/arrahmah.com)