DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pangkalan militer Rusia di timur laut Suriah telah menjadi target agresi dini hari Jumat (1/1/2021) yang diklaim oleh Kelompok Pembela Islam mengklaim bertanggung jawab.
Sumber lokal mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa pemboman itu diikuti oleh tembakan terbuka di pangkalan militer, yang terletak di pedesaan utara Raqqa, yang berada di bawah kendali Pasukan Demokratik Suriah (SDF), rumah dari Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Media Kurdi melaporkan bahwa pemboman itu terjadi setelah menargetkan pos pemeriksaan Rusia di Tel Al-Samen dengan sebuah bom mobil.
Jaringan Berita Shaam mengindikasikan bahwa Kelompok Pembela Islam, yang disinyalir terkait dengan Al-Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu.
Kantor berita tersebut mengungkapkan bahwa Kelompok Pembela Islam mengeluarkan pernyataan pada Jumat (1/1) berjudul Pertempuran Al-Isra, di mana ia mengklaim telah menduduki sebuah situs militer Rusia.
Kantor berita mengutip aktivis di situs Al-Khabour setempat yang menyatakan bahwa ledakan terjadi di pintu masuk ke pangkalan Rusia, diikuti dengan suara tembakan keras, saat sejumlah ambulans memasuki situs tersebut.
Kelompok Pembela Islam didirikan pada tahun 2018. Sejak itu, banyak pemimpinnya menjadi sasaran pesawat koalisi internasional yang dipimpin oleh AS, yang menawarkan imbalan besar sebagai imbalan atas informasi lokasi komandan faksi.
Organisasi tersebut tetap menjadi bagian dari Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) hingga 2016. Namun, pada tahun 2018 mereka menolak, bersama dengan faksi lain, Perjanjian Sochi antara Turki dan Rusia tentang gencatan senjata di Idlib. (Althaf/arrahmah.com)