KABUL (Arrahmah.com) – Pemerintah Afghanistan sedang menyelidiki laporan dugaan serangan udara yang menewaskan sekitar selusin warga sipil, termasuk anak-anak, di provinsi Kandahar selatan, menurut pemerintah Afghanistan pada Senin (14/12/2020).
Menurut Fawad Aman, wakil juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, militer akan segera melakukan penilaian atas terjadinya korban sipil pada serangan di distrik Arghandab pada Sabtu malam (12/12).
Bahir Ahmadi, juru bicara gubernur provinsi Kandahar, mengatakan pada hari tersebut terjadi pertempuran antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban. Sebelumnya sebuah kendaraan Taliban yang penuh dengan bahan peledak di lokasi itu.
“Tidak jelas apakah korban sipil itu akibat ledakan musuh atau selama pertempuran,” klaim Ahmadi, seperti dikutip dari Associated Press (14/12).
Pada Ahad, Taliban mengatakan bahwa serangan udara pemerintah Afghanistan menewaskan sedikitnya 13 warga sipil di Arghandab dan menyangkal bahwa warga sipil tersebut tewas akibat ledakan bom Taliban.
Daerah tempat ledakan terjadi terpencil dan sulit dijangkau, sehingga kematian warga sipil sulit untuk segera dikonfirmasi.
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai men-tweet belasungkawa untuk korban tewas serta menyerukan diakhirinya pertempuran segera.
Pekan lalu, sebuah lembaga yang berbasis di Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa telah terjadi peningkatan dramatis serangan udara pemerintah Afghanistan dari Juli hingga September tahun ini. Serangan 3 bulan itu telah menyebabkan peningkatan tajam jumlah korban sipil tewas.
The Watson Institute of International and Public Affairs, sebuah pusat penelitian di Universitas Brown, mengatakan dalam laporannya bahwa 70 warga sipil Afghanistan telah tewas pada kuartal ketiga tahun ini. Sedangkan enam bulan peertama yahun 2000 korban tewas mencapai 86 orang.
Dalam laporannya, institut tersebut juga mengatakan bahwa dari 2017 hingga 2019, kematian warga sipil akibat serangan udara AS dan pasukan sekutunya di Afghanistan meningkat secara dramatis. Pada 2019, serangan udara menewaskan 700 warga sipil.
Kekerasan di Afghanistan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir meskipun Taliban dan pemerintah Afghanistan sedang mengadakan pembicaraan perdamaian di Qatar. (Hanoum/Arrahmah.com)