JIJEL (Arrahmah.com) – Tentara Aljazair tewas pada Rabu (2/12/2020) dalam bentrokan dengan kelompok Islam bersenjata di timur laut negara itu, kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Lelmaya Sifeddine tewas “dalam bentrokan baru dengan kelompok teroris” selama operasi yang sedang berlangsung di provinsi Jijel, katanya, seperti dilansir AFP.
Pada Selasa (1/12), kementerian telah melaporkan bahwa tiga militan tewas dalam bentrokan dengan tentara di daerah yang sama.
Otoritas Aljazair menggunakan istilah “teroris” untuk menyebut kelompok Islam bersenjata yang telah aktif di negara itu sejak awal 1990-an.
Kematian pada Rabu menambah lima jumlah tentara Aljazair yang tewas dalam serangan sejak awal tahun.
Dua tentara dilaporkan tewas pada akhir Juni ketika sebuah bom meledak selama operasi di utara negara itu, sementara seorang lainnya tewas awal bulan itu dalam bentrokan dengan “kelompok teroris bersenjata” di provinsi tengah Ain Defla.
Seorang lainnya tewas dalam serangan Februari yang diklaim oleh kelompok ISIS di Timiaouine, di perbatasan selatan dengan Mali.
Perang selama 1990-an antara kelompok Islam melawan pemerintah Aljazair, menyebabkan 200.000 orang tewas.
Meskipun piagam tahun 2005 untuk perdamaian dan rekonsiliasi dirancang untuk menengahi konflik, kelompok-kelompok Islam bersenjata masih tetap aktif di beberapa wilayah negara, sebagian besar menargetkan pasukan keamanan.
Tentara secara teratur mengumumkan penangkapan atau kematian militan di berbagai wilayah negara.
Pada 2019, mereka mengatakan telah membunuh 15 militan dan menangkap 25 lainnya, sementara 44 lainnya telah menyerahkan diri mereka kepada pihak berwenang. (haninmazaya/arrahmah.com)