KAIRO (Arrahmah.com) – Qatar merusak pembicaraan damai melalui dukungannya untuk Pemerintah Nasional Libya (GNA) yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa, kata para pejabat Mesir, yang dilansir Al-Monitor.
Oktober lalu, Qatar menandatangani perjanjian dengan pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli untuk membangun dan melatih pasukan militer.
Menurut laporan, penasihat militer di Akademi Militer Nasser, Gamal Mazloum, mengatakan bahwa Qatar tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan ke Libya karena tidak memiliki militer yang kuat yang memenuhi syarat untuk melatih pasukan GNA. Mereka hanya mencoba mempertahankan milisi pro-GNA sebelum pembentukan pemerintahan baru.
Mazloum mencatat bahwa alasan lain Qatar adalah dukungan berkelanjutan untuk GNA sendiri dan penolakan untuk menyatukan semua pihak di bawah satu payung, untuk melanggengkan kekacauan dan membahayakan keamanan nasional Mesir.
Bulan lalu, menteri luar negeri Mesir mengatakan bahwa Turki bukan salah satu negara di mana Kairo dapat bekerja sama untuk mencapai kesepakatan damai di Libya.
Sejak 2019, Turki terus melatih pasukan khusus GNA yang diakui secara internasional.
Turki telah mendanai dan mendukung pasukan GNA, yang dipimpin oleh Fayez Al-Sarraj, sejak Tentara Nasional Libya (LNA) yang berbasis di timur, yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar, meluncurkan operasi militer untuk merebut kembali ibu kota negara Tripoli dari GNA tahun lalu. LNA didukung oleh Rusia, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA).
(fath/arrahmah.com)