TEHERAN (Arrahmah.com) – Seorang ilmuwan Iran yang dituduh “Israel” memimpin program nuklir militer Republik Islam sampai pembubarannya di awal tahun 2000-an “dibunuh” pada hari Jumat (27/11/2020), kata televisi pemerintah.
“Israel” menolak untuk segera mengomentari pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, yang pernah disebut-sebut Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers dengan mengatakan: “Ingat nama itu.”
“Israel” telah lama dicurigai melakukan serangkaian pembunuhan terarah terhadap ilmuwan nuklir Iran hampir satu dekade lalu.
TV pemerintah hari Jumat (27/11) mengutip sumber yang mengonfirmasi kematian tersebut, yang mengatakan akan segera memberikan lebih banyak informasi.
Kantor berita setengah resmi Fars, yang diyakini dekat dengan Pengawal Revolusi negara itu, mengatakan serangan itu terjadi di Absard, sebuah kota kecil di timur ibu kota, Teheran. Dikatakan bahwa para saksi mendengar suara ledakan dan kemudian tembakan senapan mesin. Serangan itu menargetkan mobil tempat Fakhrizadeh berada, kata badan itu.
Mereka yang terluka, termasuk pengawal Fakhrizadeh, kemudian dibawa ke rumah sakit setempat, lapor Fars.
Televisi pemerintah di situsnya kemudian menerbitkan foto pasukan keamanan yang memblokir jalan. Foto dan video yang dibagikan secara online menunjukkan sedan Nissan dengan lubang peluru di kaca depan dan darah menggenang di jalan.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, semua media Iran mencatat kata-kata yang sebelumnya ditunjukkan Netanyahu soal Fakhrizadeh.
Fakhrizadeh memimpin program “Amad” atau “Harapan” Iran. “Israel” dan Barat menuduh itu adalah operasi militer yang melihat kemungkinan membangun senjata nuklir di Iran. Teheran telah lama mempertahankan program nuklirnya untuk tujuan damai.
Badan Tenaga Atom Internasional mengatakan bahwa program “Amad” berakhir pada awal tahun 2000-an. Inspektur IAEA sekarang memantau situs nuklir Iran sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran yang sekarang terurai dengan kekuatan dunia. (Althaf/arrahmah.com)