YEREVAN (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengindikasikan pada Senin (19/10/2020) bahwa Rusia mengambil langkah-langkah untuk memerangi “terorisme” di Suriah, yang jauh dari perbatasannya, dan memiliki hak untuk menanggapi para militan yang berada 80 kilometer dari perbatasannya.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan: “Tentara bayaran dari Suriah yang berpartisipasi dalam perang di Nagorno-Karabakh menimbulkan ancaman tidak hanya bagi Armenia, tetapi juga bagi Rusia.”
Menurut klaim Pashinyan, Rusia “memiliki hak yang sah dan alasan untuk menanggapi situasi ini”.
“Jelas bagi saya bahwa beberapa pihak atau individu yang kalah (di Nagorno-Karabakh) hanya diangkut ke Rusia, karena saya pikir mereka melihat Rusia sebagai musuh, seperti Nagorno Karabakh atau Armenia,” kata Pashinyan, seperti dilansir AMN (20/10).
Dia mempertanyakan bagaimana keseluruhan proses ini akan berlanjut: akankah Rusia menunggu semua elemen ini dipindahkan ke wilayahnya dan memulai kampanye melawan “terorisme”?
Pashinyan mengindikasikan bahwa dia tidak mengetahui apakah masalah peluncuran operasi anti-teror langsung di Karabakh sedang dibahas di pemerintah Rusia atau di layanan khusus.
Menghubungkan Suriah dengan Karabakah, Perdana Menteri Armenia mengatakan Rusia bisa mengambil langkah-langkah seperti yang dilakukan di Suriah karena menimbulkan “ancaman langsung” terhadap keamanan nasionalnya.
“Mereka sekarang berada 80 kilometer dari perbatasan Rusia. Ini adalah situasi yang sama sekali berbeda, dan saya percaya bahwa Rusia memiliki hak dan dasar yang sah untuk menanggapi situasi ini.” (haninmazaya/arrahmah.com)