WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat akan menurunkan jumlah pasukan menjadi 2.500 personil di Afghanistan awal tahun depan, penasihat keamanan nasional AS Robert O’Brien mengatakan pada Rabu (7/10/2020), menawarkan rincian yang lebih besar tentang kecepatan dan ruang lingkup penarikan dari perang terpanjang Amerika.
“Ketika Presiden Trump menjabat, ada lebih dari 10.000 tentara Amerika di Afghanistan. Saat ini jumlahnya di bawah 5.000 dan itu akan menjadi 2.500 pada awal tahun depan,” ujar O’Brien, berbicara di sebuah acara di Universitas Nevada, Las Vegas, seperti dilansir Reuters.
Kesepakatan penting antara Amerika Serikat dan Taliban pada Februari mengatakan bahwa pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan kontraterorisme dari Taliban, yang setuju untuk menegosiasikan gencatan senjata permanen.
Taliban dan negosiator yang didukung pemerintah Afghanistan telah menyetujui kode etik yang luas untuk memajukan pembicaraan damai intra-Afghanistan di Qatar, bahkan ketika perbedaan utama antara kedua pihak yang bertikai tetap ada.
Gencatan senjata adalah prioritas utama bagi para pejabat Afghanistan dan diplomat Barat yang memfasilitasi pembicaraan ini.
Rencana Gedung Putih untuk penarikan itu hampir pasti akan ditinjau jika Trump kehilangan tawarannya untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan bulan depan.
Sementara pembicaraan telah berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, banyak tentara Afghanistan dan pejuang Taliban tewas dalam bentrokan. Puluhan warga sipil juga tewas dalam beberapa pekan terakhir.
“Pada akhirnya, rakyat Afghanistan sendiri harus membuat kesepakatan, kesepakatan damai. Ini akan menjadi kemajuan yang lambat, ini akan menjadi kemajuan yang sulit, tetapi kami pikir ini adalah langkah yang perlu, kami pikir orang Amerika perlu pulang,” ujar O’Brien. (haninmazaya/arrahmah.com)