By Kanti Rahmillah
(Arrahmah.com) – Era Pandemi semakin menambah potensi keakraban ibu dengan gawai pribadi. Begitupun potensi mengakrabkan diri dengan buah hati terbuka lebar sekali. Para ibu pastilah menginginkan lebih dekat dengan permata hati, namun apa daya seringkali ibu tergelincir tak berdaya menghadapi setan gepeng yang satu ini.
Padahal, sungguh kesempatan yang tak dimiliki oleh para ibu yang tak mengalami masa pandemi. Seutuhnya, mereka yang kau kasihi berada dalam pengawasanmu setiap hari.
Sudahkah rumahmu bak baiti jannati? yang di dalamnya tak henti kalimat Illahi menghiasi. Sudahkah sabar menjadi sahabatmu dalam membimbing anak-anakmu?
Sudahkah keseharianmu menjadi teladan bagi anak-anakmu? Sudahkah doa kau panjatkan untuk bersemayamnya iman dalam dada-dada anakmu?
Sudahkah keselamatan jiwanya menjadi hal utama yang harus kau jaga? Apa yang masuk ke dalam mulut anakmu dan apa yang masuk ke dalam ingatan anakmu adalah tanggung jawab kelak di Yaumil hisab.
Tak bisa dipungkiri, ujian kelalaian tak kalah dasyat dengan ujian kesulitan. Waktu luang tak kalah bahaya dari waktu yang sedikit. Mencari kepuasan diri pun lebih disukai daripada memaksimalkan ibadah pada illahi. Inilah bahaya nyata dari hidup tanpa misi dan strategi.
Mengalir bersama waktu yang entah kapan akan berakhir. Terlena dengan kemudahan hidup yang membiarkan potensi pahala lewat di depan mata.
Bagaimana ibadahmu wahai ibu. Apakah banyaknya waktu di rumah, membuat sujudmu semakin bertambah dan puasamu tak kenal lelah? Juga lisanmu basah dengan tilawah?
Atau jangan-jangan, rasa bosanmu di rumah, juga berimbas pada rasa jenuhmu dalam beribadah?
Lalu, bagaimana dengan dakwahmu wahai ibu? Repotnya engkau membersihkan rumah sedari pagi hingga terpejam lagi, apakah hal demikian membuat dakwahmu seperti lukisan mati? Hanya terpajang tanpa memberi kontribusi.
Berpeluh setiap hari hanya karena berkurangnya materi. Berlari dari amanah. Lalu bersembunyi dibalik rumitnya hidup di era pandemi. Padahal tak ada hal buruk yang Allah berikan pada umatnya yang beriman, termasuk masa Pandemi.
Lihatlah kemenangan sedang menuju agama ini. Kegagalan peradaban kapitalisme hari ini dalam mengatasi pandemi, menjadi penjelas bagi mereka yang ragu akan keagungan peradaban Islam.
Tak seharusnya dakwah terhenti hanya karena Pandemi. Bisaroh Rasulullah Saw akan datangnya Kekhilafahan sesuai dengan metode nabi harus diyakini sepenuh hati.
Seperti Muhammad Al Fatih yang meyakini bisarah Rasulullah Saw atas takluknya konstantinopel. Diyakini dan diikhtiari. Hingga akhirnya terwujud kemenangan hakiki.
(*/arrahmah.com)