SURABAYA (Arrahmah.com) – Dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menetapkan perhitungan hisab awal Ramadhan tahun 1432 Hijriyah, serempak jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011. Dengan perhitungan hisab itu, Muhammadiyah telah memastikan awal Ramadhan 1 Agustus 2011, sedangkan NU masih menunggu hasil rukyatul hilal (melihat hilal secara langsung).
Sesuai dengan hasil musyawarah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menetapkan bahwa awal Ramadan tahun 1432 Hijriyah jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011.
Ketetapan itu, menurut Sekretaris PWM Jatim, Nadjib Hamid, didasarkan pada perhitungan sistem hisab hakiki dengan pusat markas di pantai Tanjung Kodok, Lamongan, Jawa Timur.
Dijelaskannya, ijtima’ akhir 29 Sya’ban terjadi pada 31 Juli pukul 01.39.42 sampai dengan 01.41.09. Saat matahari terbenam pukul 17.31.51 WIB, dan posisi hilal sudah wujud di 7 derajat 7 menit 36 detik sampai dengan 7 derajat 16 menit.
“Hasil itu sama dengan hasil musyawarah yang dilakukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” kata Nadjib, Selasa (28/6/2011).
Senada itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur juga memprediksi awal Ramadan tahun ini jatuh pada 1 Agustus 2011 dengan perhitungan ijtima yang sama dengan Muhammadiyah.
Namun, Ketua Lajnah Falakiyah PWNU Jatim, Abdus Salam Nawawi tidak menjamin penentuan 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri akan sama dengan PWM Jatim. Karena ijtima’ awal Syawal terjadi pada 29 Agustus pukul 10 lebih 5 menit dengan tinggi hilal hakiki 1 derajat.
‘Karena ketinggian hilal tidak mencapai 2 derajat, maka ada kemungkinan perbedaan penetapan Idul Fitri, bisa 30 atau 31 Agustus,’ katanya.
Selain melakukan hisab, NU menurutnya tetap memprioritaskan metode rukyatul hilal atau melihat bulan. Ada 11 lokasi yang biasa dipakai dalam metode ini, di antaranya di Pantai Tanjung Kodok Lamongan, Menara Masjid Al Akbar Surabaya, Bukit Condro Dipo Gresik, dan Pantai Serang Blitar. (voa-islam/arrahmah.com)